Unexpected Romance
ruangan make up wanita itu. Dia sangat senang mendapati artisnya itu sangat multitalenta. Wanita yang baru tiga tahun meng
, Nathan membuka ruang make up priba
yambanginya. Dia kemudian mengangguk sebagai jawaban, wajahnya m
? Pagi ini, ya?" tany
yang sudah menunjukkan pukul sembilan. "Satu jam lagi," ucapnya sambil lalu. Wanita itu kemudian menginstruksika
t, dengan alasan menjaga. "Biar ada yang mengantar kamu, sekaligus biar ada yang supirin." Di akhir kalimat pria itu, Xeraina tertawa. Dia memang terk
lagi membutuhkan bantuan Nathan. Ia tidak mau terus-
ada asisten baru," ucapnya dengan pelan. L
i informasi ini. Sama sekali belum ada yang melapor
saran dengan Xeraina yang sibuk menggulir ponsel. Wanita itu sedang membuka laman instagram pribadinya. Pasti sedang membalas p
Tetapi baguslah dijawab daripada tidak
ah melakukan wawancara? Tanya-tanya tentang latar belak
dah
itu? Agar pertanyaannya tidak dijawab singkat, pa
ari asisten yang benar-benar bisa diandalkan,
m .
y? Hanya
embok 'kan?" Nathan sudah tidak tahan, kekesalannya tidak terbendun
athan. "Aku sudah tahu namanya itu sudah lebih dari cukup. Sama beri wejangan sedikit ka
n menyugar rambutnya kasar. "Astaga, Xera. Kamu ini artis, siapa yang tahu kala
sejak tadi hanya cengiran dan rasa senang yang tergambar jelas dari raut wajahnya. Sama sekali tidak me
a. Siapa tahu itu cuma kepura-pur
i wanita itu tidak punya rasa sedih dan beban berat saja, kerjaannya hanya tersenyum terus."
ang itu memang begitu. Cara untuk menutup
dikkan bahuny
a mana? Biar aku
r styling-nya untuk memblow rambut panjangnya.
*
h bosan menunggu. Majalah yang tersedia di atas meja sudah khatan dia baca saking nggak ada kerjaannya. Jujur, ia sangat bosan berada di tempat ini seorang d
up selama berjam-jam tidaklah sia-sia, hasilnya tidak bisa
arunya Xer
na, ke seorang pria yang baru saja bertanya p
kan tangan. "Hai! Saya pemilik
tangan itu, sedikit
ga," ucap Nathan
pa
an ucapannya. "Tolong jaga Xeraina, ya. Dan semoga kamu bisa tahan jadi asistennya, dia itu
loh, Nath." Xerai
n, cerewet, dan semua sisi buruk melekat padanya. Tetapi s
kemudian menatap pria itu dengan mata yang berkaca-kaca. Baru saja ia ingin memuji balik pria itu, namun p
indahnya. "Tetapi bohong. Senang ya dipuji-puji?" Pria itu menaik tu
you!" Sambil menyingkirkan tangan Nathan dari kepalanya. "Kau bahkan me
n mengusap rambut Xeraina, tidak kasar memang tapi
tha
tertawa terbahak-bahak. "Oke ... oke ..
um melihat keakraban dan kelucuan dari mereka. Tidak ingin
na yang menyadari kalau Flora be
gu di lua
it. Tetapi ternyata fokus pria itu sudah beralih, bukan lagi ke dirinya, t
na. Sambil memukul pelan pundak Nathan untuk
a aku akan membuatnya tertar