Unexpected Romance
ke nomor Jingga yang hanya dibaca tanpa dibalas. Jelas-jelas ia sedang diabaikan dan
ara menangisnya. Berharap kalau Jingga akan datang dan meminta maaf. Tetapi ternyata, sampai sekarang pria
aku dia
ngendalian diri lebih. Dia mendongak dan melihat Rana–sahabatnya–tertawa dan d
, minta
ng mengutarakan niatnya. "Aku
gan cepat menggeleng keras, mengoreksi kembali kalimatnya. "Bukan ...
psi kamu salah semua. Jingga sama sekali tidak membuangku dan peru
u akan menjadi wanita beruntung yang menempati tempat mewah dengan segala isinya, tanpa memikirkan besoknya ak
a mereka. "Aku tidak bisa terus-terusan menjadi parasit dalam kehidupan Jingga. Aku tahu dia ikhlas melakukannya, tetapi sampai kapan? Sampa
an menikah saja? Bukankah kalian cocok satu sama lain. Dan ketakuta
"Itu mustahil, nggak mungkin terjadi. Ada sesua
maksud," potong Rana cepat. Rana memang tah
a yang dibalas dengan dengkusan kesal oleh Rana. "Jadi bagai
ebenarnya kamu salah minta tolong sama aku." Wanita di depanny
nap
ngguran. Dan mencari p
nggi. Lalu kamu sebut itu dengan keberuntungan karena bisa bekerja dengan artis terkenal." Flora men
ang menoleh ke arah meja mereka. "Dia itu iblis, Flo. Orang-orang sudah tertipu dengan wajah cantik perempuan itu, pada keny
dahinya. "Masa sih
sendiri 'kan kalau aku nggak bisa berenang, tetapi dia memaksaku terjung langsung ke kolam renang untuk mencari kalungnya yang terjatuh. Untung saja, banyak kru
, Na? Ini nggak bisa dibiarkan, harusnya
ngat lucu. "Dan kamu tahu nggak, Xeraina datang dan minta maaf secara langsung. Aku masih mengingat wanita sombong itu menangis dan menurunkan harga dirinya untuk meminta maaf. Harusnya aku buat video saja tent
ni itu antara hidup dan mati kamu. Kalau kamu benar-benar tenggelam
ni
taannya. Tetapi memang benar 'kan kata-k
tuk melawan mereka. Orang berkuasa seperti mereka melakukan segalanya dengan uang, sama seperti aku yang menginginkan uang untuk hidup dan m
ti hati wanita di depannya. "Na
kamu. Dia orang pertama yang akan menjadi tameng kalau ada yang berani ny
k tahu diri dan mengeluarkan kata-kata tidak pantas untuk sahaba
engambil tangan Flora yang terus memukuli bibirnya sendiri. "Apaan sih, bo
eri pelajaran." Lalu tangan kirinya
akukan hal itu bukanlah apa-apa, walaupun ada rasa perih di bibi
ku pergi nih." Ancam Rana, dengan pur
n?" tanyanya sambil memas
aku nggak maafin kalau kamu me
ju memeluk tubuh Rana. "Makasih, N
sah hidup tidak kalah tragis dengan hidupnya, mungkin suatu saat nanti ia akan menceritakan kisah hidup sahabatnya in
kamu bekerja di perusahaan J
endirikan kalau aku hanya
tapi, bantu aku juga untuk bekerja di tempat Xeraina. Pasti dia belum punya
tidak percaya.
i katamu tadi pekerjaan sangat susah bagi kita yang ha
di sebut bodoh. Tapi Rana tetap melanjutkan ucapannya, "Jingga bahkan ingin menguliahka
serak karena terus berbicara. "Aku nggak mau terus-
eperti ini, ujung-ujungnya juga larinya ke tidak enakan dan blabla.
au bantu nggak?" t
ukan oleh Flora. "Bahkan setelah
li mengangg
etapi awas aja kalau sampai satu minggu kemudian kamu mengadu mengun
!" jawab Flora
ng baru saja dia ambil dalam tas. Menggeser
." Wanita itu memperlihatkan ponselnya ke arah Flor
h ... makasih banget ya, Rana
lu. Kamu juga ada janji sa
kabar bahagianya," ucap Flora
a sama denganm
tap. Dan tawa mereka lepas