SCHOOL DIARY
19 Dese
ang yang disukainya. Ia mengoleskan bedak bayi yang rutin digunakan sebelum pergi ke sekolah. Ia punya firasat baik dengan ha
akan berjalan dengan lancar. Termasuk pernyat
ada di atas ranjang empuknya. Ia mendapati ibunya yang sedang mengamati ponsel. Ia mencebikan bibirnya sebal.
at sekarang,
. Kana yang melihat itu pun menjadi sangat jengkel. Sejak ibunya mengenal seorang pria lewat sosial me
aan hatinya di depan gerbang. Ia melirik arlojinya yang sudah menunjukan pukul 06.20 WIB. Ia mengambil ponselnya, lalu menghubungi pu
pujaan hatinya itu mungkin belum bangun dari mimpi indahnya. Pasti pujaan hatinya itu sedang memimpikannya sampai telat bangun. T
~
Kana menghela
. Tak ada lagi senyum seperti beberapa menit yang lalu. Saat
sekilas, waktu terasa sangat membencinya. Ia melihat waktu sudah menunjukan pukul 06.45 WIB. Ia memejamkan kedua mata
a pada sopir yang
eh ke arah Kana
2.000 rupiah kepada sopir tersebut. Tanpa berlama-lama, ia segera keluar
kurang!" teriak
terus berlari tanpa henti, ia akan tiba di sekolah pukul 06.55 WIB. Tapi kalau dia berhenti sebe
matanya. Ia tersenyum lebar saat melihat gerbang itu masih terbuka lebar. Ia berhasil masuk ke lingkungan sek
nya dengan bau badan yang menyengat. Akhirnya ia pun mengurungkan niatnya. Ia akan men
egitu populer. Hanya saja namanya selalu menjadi pusat perhat
bad
ari saja, seperti dunia ini akan berakhir. Kana tak mungkin tidak menda
AAAA
erlari ke arahnya dengan penggaris kayu besar. Ia
empuan berwajah imut ya
lanya. "Nunggu Kak Edo
dong," ujar Kana pad
ck tissu yang selalu ia bawa kemana pun. Kana tahu kalau sahabatnya itu pasti me
hari ini?"
kali. Ia menatap Mirna dengan
an. "Bukan nya lo
pak masih mempertimbangkanny
t kepalanya menoleh pada seorang cewek cantik yang duduk du
i tak ada yang urusan dengan cewek itu. Selain karena m
napa?" t
jadi saingan lo!" uja
kan kedua mat
ekat. "Tadi pagi Yuni di antar Kak Ed
~
gam, ia sedikit merasa percaya diri untuk menyatakan cintanya. Ia menolehkan ke kanan dan kiri
, tanpa merasa bersalah memberikan senyum yang begitu manis padanya
, Na?" T
ya. Ia tak langsung memberikan benda itu pada Edo, ia memilih untuk menyembunyikannya di
lalu lama. Gue ada latihan b
nyikan di balik punggungnya. Ternyata ia menyembunyikan sebuah amplop mungil berwarna merah muda dengan
h sampai di rumah," ujar K
Edo. Ia pun mau tak mau memutar tubuhnya kembali. Ia menatap cowok yang mengulur
na ...,"
bibir bawahnya.
. Hal itu membuat kedua matanya mulai terasa perih. Ia berusaha se
ata Kana. "Gue suda
eb
ampai ia tak bisa bernafas. Ia memejamkan matanya, membiarkan air mata yang terbendun
nya menghilang di persimpangan koridor. Setelah pergi cukup jauh, Kana menghentikan
iss bad luck," ujar K
ambu