icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SCHOOL DIARY

Bab 4 04. Sogokan maut

Jumlah Kata:1167    |    Dirilis Pada: 02/02/2024

pangan. Rambutnya yang semula panjang sepinggang itu sudah berubah menjadi pendek se

masih berada di teng

kanya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kana

as yang sudah mu

g dirinya yang memaksa pergi pukul 10 malam hanya untuk memotong rambutnya. Kana berhasil menemukan salo

guru pengawas berjanggut 10 c

yang sepi. Lalu dari arah ruang guru keluar seorang cowok yang sangat tak asing di matanya. Guru pengawas yang sedari tadi tak men

a di luar kelas?" tanya

guru tersebut. "Maaf Pak Agus,

nggukkan kepalanya. Lalu ia memerintahkan Gilang untuk segera masuk ke ke

n ke tiang bendera di hadapannya. Beberapa menit kemudian, ia kembali mengedarkan pandangann

a! Lo harus bahagia walau tanpa cin

~

i di tempat, tapi sayangnya tak bisa. Kana menyapukan pandangannya ke seluruh meja di kantin. Ia berusaha mencari keberadaan sahabatnya di sudut kantin. Ia menemukan sosok Mirna yan

engan kantin. Lututnya terasa sudah tak sanggup menopang tubuhn

i sih, Kak?

. "Gue mau jelasin sedikit

ogokan dari gue," lanjut Gilang s

Kana dengan wajah yang se

Lo tau kan reputasi Mirna di sekolah ini cukup baik, dia gak

ngguk setu

ak mungkin biarin cewek gue diga

h mengisyaratkan Gilang un

lo. Tapi kalau di luar sekolah, lo bisa bersikap seola

ng, ga waras

ggu sama semua fans lo yang

enyum kecilnya. Lalu ia meletaka

sama lo, tapi menurut semua cerita buruk tentang

yum getir.

. Ia pun memutuskan untuk pergi ke kelas saja. Makan tak makan pun sama sekali tak

a orang-orang, hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga, tapi ia memang tak menginginkan bung

atas meja yang sama sekali tak empuk tersebut. Ia memejamkan kedua matanya, berharap ia

~

AAAA

AAA!!

ngan mata yang masih terasa sulit terbuka. Kana merasakan bahu kirinya seperti ditepuk oleh seseorang. Ia menoleh ke se

Mirna sambil meng

palanya dengan lemah

dang yang sudah berada di depan k

ya dan berjalan keluar dari kelas. Semua mata memandangnya dengan penuh ejekan. Kana su

tuh ujung rambutnya yang sudah berubah jadi pendek. Ia tersenyum kecil sa

tertawa. Lalu Edo tak sengaja melihat Kana yang sedang menatap ke arahnya. Ia langsung meng

ng dia selalu sial," uja

dua orang itu yang sudah mulai menjauh dari depan kelasnya. Beberap

sialnya malah double kill," ujar se

!' bati

uat bantu saya amb

ebut. Ia melihat Gilang yang entah sejak kapan sudah berad

lu di kembalikan,

mereka menyusuri koridor dan berhenti di depan laboratorium. Kana

lagi sih, Kak

afasnya. "Jadi gi

kepalanya. "Gue g

0 rupiah permingg

erhari, ia tidak akan menerimanya. Cowok itu terdiam, masih sama sekali ta

h perminggu?" ta

lengkan kep

tipis. "Martabak

lengan Gilang dan m

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka