icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SCHOOL DIARY

Bab 5 05. Senin terindah

Jumlah Kata:1138    |    Dirilis Pada: 02/02/2024

menerima apapun yang akan terjadi padanya hari ini. Ia duduk di pinggir lapangan saat suasana se

ata Putri yang menjadi tempatnya bersekolah saat ini. Tapi menjamah sampai ke luar kota Jakarta

Mirna dan Gilang yang baru saja tiba. Mirna nampak sangat bahagia, beg

dah tau ya?"

ul

sudah meng

tu belum memberitahukannya pada Mirna. Pasti rasanya akan sangat sakit. I

rah gerbang. Jika dipikir-pikir, Gilang dan Mirna memang selal

ya dari masa SMP itu melambaikan sebelah tangannya pada Kana. Ia segera menghambur ke

jar Kana sambil merangkul leher

"Kak Gilang lama datangnya

kelas. Mereka melintasi tangga yang hanya cukup dilalui oleh dua orang ters

mereka. Ia menarik dan mengembuskan napasnya berulang k

ada ngomong sesuatu

kkan kepalanya.

k tengkuknya.

tkan tubuhnya dengan Kana. "Lo yakin setuju sama

an gue cuma pura-pura juga sama dia. Yang gue pertanyakan tuh, l

alanya. "Gue rela berb

a di dalam kelas menatap mereka dengan bingung. Kecuali Fahri yang s

~

kantin. Kana dengan cepat mengambil tiga botol kecil minuman dingin dan memasukannya ke dalam almamater.

ang berada di lantai 2. Namun baru saja menjejakan kakinya di anak tangga pertama, Kana merasakan kerah bajun

sembunyiin di

adalah Pak Agus merasa sedikit lega. Kini yang ia lihat hanyalah s

numan dingin," ujar Kana

Akhirnya Kana mengeluarkan tiga botol minuman dingin yang ada di balik bajunya.

nih ya,"

ah tangan. Walau hati sangat tak rela, tapi apa daya. Ia harus mengikhlaskan minuman

k hendak pergi. Kana mengumpulkan keberanian untuk melakukan negosi

pangg

o, Na!' b

lalu menarik sebelah sudut

t semulanya. Cowok itu hanya diam saat sudah tiba di hada

l, Kak. Mirna yang bayar

ga lagi bohong kan? Masa anak baik-baik

datang dengan napas terengah-engah. Ia berhenti tepat di tengah Kana d

esini!" ujar Mi

aiki anak tangga meninggalkan Gilang. Mereka tidak boleh sampai

aman sahabatnya. Ia menatap sahabatnya itu dengan wajah cember

a, Na?" t

lah kakinya. "Minumann

n kasar. "Sia-sia dong gue la

~

enunjukan pukul 4 sore. Ia sempat mengira bahwa angkutan umum sudah punah layaknya Dinosaurus

um sedari tadi terus bermunculan dari arah kanan

motor. Mereka nampak sangat bahagia. Sangat berbeda dengan keadaan Ka

apat melihat laki-laki itu menatapnya sekil

merentangkan sebelah tangannya ke arah jalan agar angkot itu berhenti. Saat angkot itu sudah mulai mendekat, Kana semakin menatap angkot itu

n jelas. Dalam penglihatan Kana, mereka nampak sedang mel

Ia menarik napas dan menghembuskan berulang kali untuk meredakan

ga membuat semua mata tertuju padanya. Tapi ia

G HARI PALI

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka