SCHOOL DIARY
menerima apapun yang akan terjadi padanya hari ini. Ia duduk di pinggir lapangan saat suasana se
ata Putri yang menjadi tempatnya bersekolah saat ini. Tapi menjamah sampai ke luar kota Jakarta
Mirna dan Gilang yang baru saja tiba. Mirna nampak sangat bahagia, beg
dah tau ya?"
ul
sudah meng
tu belum memberitahukannya pada Mirna. Pasti rasanya akan sangat sakit. I
rah gerbang. Jika dipikir-pikir, Gilang dan Mirna memang selal
ya dari masa SMP itu melambaikan sebelah tangannya pada Kana. Ia segera menghambur ke
jar Kana sambil merangkul leher
"Kak Gilang lama datangnya
kelas. Mereka melintasi tangga yang hanya cukup dilalui oleh dua orang ters
mereka. Ia menarik dan mengembuskan napasnya berulang k
ada ngomong sesuatu
kkan kepalanya.
k tengkuknya.
tkan tubuhnya dengan Kana. "Lo yakin setuju sama
an gue cuma pura-pura juga sama dia. Yang gue pertanyakan tuh, l
alanya. "Gue rela berb
a di dalam kelas menatap mereka dengan bingung. Kecuali Fahri yang s
~
kantin. Kana dengan cepat mengambil tiga botol kecil minuman dingin dan memasukannya ke dalam almamater.
ang berada di lantai 2. Namun baru saja menjejakan kakinya di anak tangga pertama, Kana merasakan kerah bajun
sembunyiin di
adalah Pak Agus merasa sedikit lega. Kini yang ia lihat hanyalah s
numan dingin," ujar Kana
Akhirnya Kana mengeluarkan tiga botol minuman dingin yang ada di balik bajunya.
nih ya,"
ah tangan. Walau hati sangat tak rela, tapi apa daya. Ia harus mengikhlaskan minuman
k hendak pergi. Kana mengumpulkan keberanian untuk melakukan negosi
pangg
o, Na!' b
lalu menarik sebelah sudut
t semulanya. Cowok itu hanya diam saat sudah tiba di hada
l, Kak. Mirna yang bayar
ga lagi bohong kan? Masa anak baik-baik
datang dengan napas terengah-engah. Ia berhenti tepat di tengah Kana d
esini!" ujar Mi
aiki anak tangga meninggalkan Gilang. Mereka tidak boleh sampai
aman sahabatnya. Ia menatap sahabatnya itu dengan wajah cember
a, Na?" t
lah kakinya. "Minumann
n kasar. "Sia-sia dong gue la
~
enunjukan pukul 4 sore. Ia sempat mengira bahwa angkutan umum sudah punah layaknya Dinosaurus
um sedari tadi terus bermunculan dari arah kanan
motor. Mereka nampak sangat bahagia. Sangat berbeda dengan keadaan Ka
apat melihat laki-laki itu menatapnya sekil
merentangkan sebelah tangannya ke arah jalan agar angkot itu berhenti. Saat angkot itu sudah mulai mendekat, Kana semakin menatap angkot itu
n jelas. Dalam penglihatan Kana, mereka nampak sedang mel
Ia menarik napas dan menghembuskan berulang kali untuk meredakan
ga membuat semua mata tertuju padanya. Tapi ia
G HARI PALI
ambu