Pendekar Kembara Semesta Seri 2
perutnya. Sesaat setelah terkena tendangan, Jegonglopo merasakan sakit yang tak tertahankan. Dia mundur beberapa langkah,
nya. Pandangan mata jadi kabur. Dia masih terhuyung sambil terus menjauhi musuh. Dalam kondisi se
o yang paling jujur. Mestinya yang melawan Tunggulsaka se
unjung adab dalam segala situasi, termasuk pada saat perang atau bertarung. Dalam peperangan atau pertarungan di dunia persil
u pukulan tangan kosong pada bagian tubuh yang vital, bisa berakibat fatal. Tunggulsaka memahami adab perang dan bertar
erseret dalam persoalan yang lebih rumit karena terlibat pemberontakan, lebih baik menyerahan diri sekarang juga. Mari kamu kubawa ke pintu gerbang Istana Kera
adaan duduk, dia menunduk. Bukannya takut pada Tunggulsaka atau pun kematian. Namun dia me
si kesenyapan di antara dua orang yang baru sa
l Tunggulsaka, Patih Ganggayuda...! Patih Ganggayuda melompat dari arah selatan. Dia menapakkan kedua ka
atau pun mencabut senjata. Dia hanya berdiri sam
ini!" kata Tunggulsaka dengan sikap tak kalah t
, maka aku tidak perlu merasa sebagai anak buahmu, Ganggayuda. Aku mencabut basa-basi ten
at yang namanya moncer di dunia persilatan sebelum menjadi senapati di Kerajaan Karangtirta. Walau dia sekarang hanya rakyat jelata, tapi kemampuan sila
cauan di Karangtirta? Apa yang kamu inginkan, sampai menyuruh orang un
"Dengarkan senapati lancung! Karena kamu sebentar lagi bakal mampus, maka kamu boleh mengetahui rahasia besar
Bekas senapati Karangtirta itu menjauhi Ganggayuda. Atau setidaknya berjarak. Aja cedhak kebo gupak. J
ingin. "Bukankah tahta kerajaan bakal diserahkan kepada putra mahkota? Bukankah hany
aru, siapa pun dapat menjadi raja di Karangtirta asal dia mampu meruntuhkan kedudukan Tiyasa! Nanti kala
tawa-tawa seolah-olah baru saja memenangkan sebuah peperangan. S
t. Jarang sekali Tunggulsaka tertawa. Tawa Tu
sebabnya? Aku tertawa karena dalam pikiranku, kamu sudah ti
mengangga
ya begi
but apa! Yang jelas, kamu
ng sangat beracun. Golok sakti memancarkan hawa dingin menusuk tulang. Golok Wojoputih menebarkan hawa dingin
enghindari sabetan golok sakti sambil mencabut keris saktinya. Sigap Tunggulsaka menangkis senjata lawan yang g
. Matanya meredup akibat menyerap hawa dingin berbau wangi
ti Tunggulsaka. Aku harus bisa mengu
ee
r jatuh di pasir putih. Tunggulsaka terduduk dalam keadaan lemah. Lemas. Serasa tidak berte
ti tubuh lawan yang tengkurap mem
enghabisi dia!" kata Ganggay
emah," Jegonglopo mengingatkan. "Kita tida
itu. Kesempatan ini jangan disia-siakan! Ayo kita ha
gu. Namun dia ikut kemaua
u siap menghujam tubuh lawan dengan m
!" terdengar teriakan
ok pendekar berpakaian serba kuning yang mengenakan ikat pi
lopo saling pandang d
nggayuda. "Kok pakaia
n nada yakin. "Baju boleh ganti warna yang baru, tap
di kejauhan sana. Dia memang pendekar yang punya julukan Pendekar Raja
ang berbeda dari sebelumnya. Pakaian yang semu
tanya Ganggayuda pada Jegonglopo. "
pat menjawab perta
nar merah itu memancar dari lingkaran bergerigi delapan yang terdapat di telap
an Jegonglopo. Ganggayuda dan Jegonglopo menangkis sinar me
aaa
o terlempar ke pinggiran laut dalam keadaan masih menggenggam senjata masing-masing. Ombak da
*