icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

OBSESI MANTAN SUAMI

Bab 6 OBSESI 6

Jumlah Kata:1509    |    Dirilis Pada: 20/01/2024

am kem

elukan erat yang ia lakukan. Sementara itu, Sarah yang berpura-pura tidur secara perlahan melepaskan belitan tangan lelaki itu pad

berusaha kabur, Sa

leh lelaki itu. "Aku tidak kabur. Aku hanya ingin ke kamar mandi. Kantung k

lepaskan belitan tangannya seraya berkata. "Ya sudah, p

ke tepian ranjang setelah beringsut duduk. Kemudian berjalan tertatih-tatih menuju ka

k ke dalam. Iapun segera berjalan ke arah toilet duduk yang

a membasuh area pribadinya dengan air. Sarah menggigit bibir bawahn

"bagaimana caraku untuk kabur dari sini? Kalau perlu dari kota ini, agar kamu tidak bisa menemukan keberadaan ku lagi!" d

ut harus buyar, tatkala pintu dibuka dari luar, hingga Sarah pun hanya bisa mengesah lelah sembari melirik ke arah pintu

gegas berdiri dengan gugup. "gak usah gugup, Sayang! Aku cuman mau mastiin keadaan kamu aja, kok! Aku khawatir jika kamu kenapa-kenapa di

un Aditya dengan cepat mencekal lengan kanannya, hingga tubuhnya kembali tertarik ke arah lelaki itu. "Lepas, Mas! Ak

ana tubuh wanita yang pernah membersamainya selama dua tahun itu terlihat jauh lebih kurus

rus atau gemuk, bukan urusanmu! Jadi urus saja diri masing-masing!" tegurnya sembari menatap ke arah perut lelaki itu yang terliha

rikan perhatian padamu?!" tanya Aditya geram sembari menari

ntara Aditya masih menatapnya dengan wajah arogan. "karena kita bukan siapa-siapa, selain orang tua dari Satria.

ana, meninggalkan Aditya ya

li tubuh bagian bawahnya masih terasa perih akibat gempuran membabi buta yang dilakukan oleh lelaki di dalam sana. Kepalanya terkulai lemah saat mengangkat kemeja kerja milikn

ras saat mendapati sisanya yang juga rusak parah. "Aditya sinting! Bagaimana aku bisa pulang jika pakaianku dirusak seperti ini?" keluhnya seraya melirik pada pintu kamar mandi yang masih tertutup, dimana ia rasa jika lelaki itu sedang mandi. Pandangannya pun ia alihkan ke arah lain, lalu berhenti pad

atas lantai. Baru kemudian menyusuri setiap detailnya guna mencari dimana letak kunci pembuka. Senyumnya tersungging tipis tatkala ia menemukannya. Wanita itu lantas membuka koper itu

otif bunga warna kuning milik lelaki itu. "Anggap ini sebagai ganti kamu sudah memaksakan kehendakmu padaku," ucapnya tanpa rasa bersalah sembari mengambil segepok uang, menyisakan dua gepok di sana. Tak lupa mengambil asal kaos lelaki itu agar bisa ia gunakan untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Iapun segera mengenakan semuanya dengan sedikit terge

hanya sebentar, karena terdengar gedoran kuat dari dalam kamar, disusul suara teriakan

hari ini! Bangsat!" makinya sembari menendang kuat pintu guna melampiaskan emosinya, tanpa perduli busa s

li-kali menarik dan menghembuskan napas guna mene

nita itu melengos, kesal pada mereka semua yang sudah membuatnya mengalami peristi

a pada teman jaganya yang sed

buku. Tangannya bahkan lincah ia gerakkan di atas kertas ters

ang petugas sembari dudu

buk ngomentarin tamu. Mending kamu kerjakan tugas kamu, daripada sibuk ngurus tamu yang keluar masuk," tukasnya datar. Kemudian kem

berjalan lambat, lalu berhenti di dekatnya. "Jalan anggrek nomor sepuluh, ya, Mas!" titah

, Mbak —" el

n di rumah!" potong Sarah kembali sembari menepuk keras punda

ya,

k ke dalam lagi. Sementara petugas keamanan tidak bersedia menolong saya. Mas tega?!" omel Sar

hu ... t

u saya mati?!" h

sang lelaki, yang segera menyalakan mesin mo

lega karena akhirnya bisa melarikan diri. Meskipun dirinya dan Satria kini belum aman sepenuhnya, ia bahkan khawatir jika Aditya akan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka