OBSESI MANTAN SUAMI
a kesal, saat melihat siapa ora
aki yang sedang memeluknya erat dari belakang. Menahan
itupula dengan tubuhnya yang berontak, berusaha melepaskan pelukan lelaki itu, dimana ia kenali aromanya
bukankah sudah aku bilang, kalau aku gak suka kalau kamu sudah ngomong kasar gitu! Karena bikin aku bergai
, yang segera dibungkam Aditya dengan tangan besar berbulu miliknya. Sementara tangan yang satuny
i mulutnya menutup akses tersebut. Dirinya benar-bena
r mengikuti kemauannya. Sementara Sarah yang mendapatkan perlakuan seperti itu, lantas tergugu sembari
tangga. Jadi jangan berontak terus, ya! Anggap saja ini sebagai salam perpisahan, karena setelah ini Mama akan menyuruhku kuliah ke London. Namun sebelum itu, aku ingin kembali m
t, bagaimana caranya melarikan diri dari kungkungan mantan suami sakit jiwa di belakangnya itu. Meskipun kini intinya ikut ba
t sang mantan istri berhenti berontak, juga saat m
kan kepalanya, menyetuj
a mulut wanita itu. Dimana kini Sarah berusaha mengatur napasnya yang ter
ulu!" Sarah memohon, setel
itya kembali merayu, karena dirinya benar-benar merindukan keh
itu akhirnya menuruti permintaannya. Belitan itupun
erindah. "Benar juga, ya! Kalau begitu, di hotel saja! Kebetulan aku nginap di hotel SBHBB.
ar di sampingnya. Namun hanya sebentar, tatkala tangan kanan lelaki itu merangkul pingga
da sopir di depan dari balik interkom
yang segera menjalankan mobil menu
bordiran nama ARM Cafe and Karaoke, dengan rok model payung di bawah lutut ---seragam kerjanya sebagai waiters di sebuah tempat karaoke---. Dimana ia tutupi dengan memakai jaket sweater butut berwana hijau kelabu yang memiliki potongan
mengendus lehernya kembali. "Jangan di sini!" tegurnya, aga
tenang aja, Mang Supri sudah cs kok sama aku, Yang! Jadi apa yang ki
sini! Jadi tunggu di hotel saja, ya!" pinta Sarah sembari
ke? Kan jijik, ya, kalau lihat masih banyak yang merah-merah itu keluar dari sana. Belum lagi baunya yang bikin mual! Pokoknya gak enak banget lah kalau istri i
n?!" ucap Sarah kembali, ingin
mbuat wajah tampannya bersinar. Namun justru membuat Sarah mual. "tapi, pega
aripada icip-icip dikit! Yang ada nanti kamunya yang gak puas!" ungkapnya sembari terse
, mending kita jangan cerai, ya! Kan enak tuh bisa main tiap malam! Kalau perl
ah balas merayu deng
ya senang. "Jadi gak sabar pengen main kuda-kudaan s
n lelaki itu, tanpa balas menjawab sepatah
d. Dimana terlihat jika sang sopir sedang berusaha mencari tempat parkir yang kosong, di tengah padatny
r sembari membuka tirai pembatas antara d
. Kemudian segera keluar dari dalam mobil dengan posisi pintu masih terbuka lebar. Ia
bergegas keluar dari sana dengan cepat, sebel
ditya yang terbelalak. Lelaki itu benar-benar
a dengan kuat sembari mengej
an. Ia terus saja berlari, hingga hampir sampai di depan g
kaki Sarah, lantas berteriak dengan kencang. "Pak,