Aku Bukan Perawan
, padahal pulang ke rumah sudah larut malam," sahut susi menjelaskan. Dari ucapannya terke
. Tapi kalau sudah biasa, sudah idak terasa berat l
terasa kurang fit kalau sian
alu sibuk sih. Sampai istirahat saja lupa. Kalu sampa
kesibukan, kan tidak perlu harus mencari pekerjaan sampingan lainnya. Sepulang kerja, kamu bisa baca buku, me
a?" Shinta ma
an ngantuknya bukan m
kerjaan itu enak? Bisa
, hasilnya juga lumyan. Mau ngapain l
i, apa yang diucapkan Susi benar juga. Mau ngapain cape-capek cari kerjaan
atu sisi, Susi menyuruhnya mencari kesibukan agar bisa secepatnya melupakan kengan pahit itu. Namun di sisi lain. Susi pun seperti melara
ru saja duduk-duduk di teras depan sambil membaca majalah tiba-tiba saja sehuah mobil Sedan warna hitam berhenti di depan
t menyambut kedatangan lelaki yang usi
sih banyak sisa-sisa ketampanan di
ganggu. Sus
elaki i
. Lelaki separuh baya yang kelihatan perlente itu pasti teman Suai, kalau
ebetulan Susinya sesang mandi," S
asuk dan duduk di kursi
d memnggil susi yang tadi diketahuainya sedang mandi, namun setelah melihat puntu kamar mandi sud
gilnya sambil
pun segera mendorong pintu kamar itu dan melongokan kepalanya melihat
tuh_" kata
Susi menol
dia seorang lelaki separu
elas lagi, Susi sudah keburu menyahut, "ya ya ya, aku t
berada di depan lelaki separuh baya itu. "Susi
uk dan duduk di ruang tengah. Canggung rasanya untuk menemani lelaki itu ngobrol sambil menunggu kedatang
tiknya yang kelihatan ceria. Setelah berbincang-bincang sesaat dengan
n kutinggal sendirian dirumah?"
Shinta mengangkat wajahnya
keperluan
am
siang baru ak
li?"Shinta
om rudi. Apalagi dia sudah datang menjemput
Sinta seger
t kutinggalsendirian di ru
epian karena tidak ada yang menemaniku ngobrol d
k apa-apa kan?" Su
m itu kalau terlalu lama menunggu,"
i ke depan. Shinta ikut mengantar kepergian sahabatnya itu sekalin mengunci pintu
iri. Dalam benaknya dipenuhi berbagai macam pertanyaan, siapa lelaki separuh baya yang dipanggil Susi dengan sebutan Om Rudi itu? Mengapa ia data
Selama dalam perjalanan, lelaki separuh baya itu tersenyum- senyum riang. Parasny
yang terakhir hampir sebulan yang lalu itu, aku selalu merinduknmu. Ingin rasanya aku cept-cepat bertemu deng
erika? Dan bagaimana urusannya? Sudah selesai kan?" Susi memandang wajah lelaki separuh b