Kesucian yang Ternoda
i kecil di antara ratusan tamu yang sedang menghadiri pesta akbar salah seorang konglomerat. Para tamu undangan yang terdiri dari kalangan p
u dari para keluarga sultan itu memenuhi area gedung hotel ber
n nama 'Kinara' itu terlihat sangat panik dan gugup, ketika harus menghidangkan jamuan kepada para tamu bangsawan yang hadir. Beberapa tamu bahkan ada y
erti itu?" tanya salah seorang
u seperti apa, soalnya ini kan baru pertama kalinya aku kerja di sini. Jadi, aku belum terlalu paham sama cara kerja dan istilah
pula kamu melakukan semua ini demi mendapatkan biaya untuk pengobatan adikmu kan? Jadi, kamu
ngan anggukan kepala. Ingatannya pun seketika melayang kepada sang adik yang sedang menderita
ekerja sebagai seorang pegawai hotel, dengan rekomendasi dari Gina yang merupakan tetangganya. Kinara dan adiknya yang bernama Karina itu
terasa tiba-tiba bulir bening jatuh dari kedua netra indah Kinara, kala bayangan sang adik yang sedang merintih kesakitan sambil memegangi perutnya, kemb
amu untuk lepas dari rasa sakit itu. Maafkan kakak,
ja yang berada tak jauh dari tempatnya sekarang. Kinara pun mendongakkan kepala, serta menoleh kesana kemari. Tak ada seorang pegawai pun disini, karena mereka semua sedang sibuk melayani para sultan yang men
sahut
n ke kamar 23
engar membentak Kinara, hingga nyaris membuat gadis itu terlonjak kaget. Ia pun
uan," balas Kina
begitu kasar dari salah satu tamunya. Namun, karena tak ingin mendapatkan bentakan lagi jika tamu itu harus menunggu makanannya tarkannya saja. Dengan mengucap bismillah, gadis cantik itu pun melangkahkan ka
amar nomor 2305 itu berada. Dengan langkah gugup, ia memacu kakinya yang beral
k,
menapakkan kaki beralaskan high heels tersebut. Kedua mata Kinara terus mencari-cari dimana letak kamar 2305 itu berada. Sampai akhirnya langkahnya terhenti di depan pintu sebuah kamar yang
nis tersungging di bibirnya, ketika ia sudah
tok
an makanan Anda, Tuan," s
i Kinara mengetuk pintu, berharap akan ada seseorang yang membukanya. Akan tetapi, k
t Kinara seketika mengurungkan niatnya. Daripada ia harus mendapatkan marah ataupun bentakan lagi, lebih baik ia masuk saja sebentar dan meletakkan makanan
ambang pintu. Kamar itu begitu luas, tetapi penerangan di dalam sana sangatlah minim atau bisa dibilang remang-remang. Bahkan Kinara nyaris tak bisa melihat dimana k
anan yang dibawanya, kemudian ia bergegas membalikkan
k, tangannya tak sengaja menyenggol gelas
an
era mengatup mulut dengan kedua telapak tangannya,
pi aktivitasnya seketika terhenti ketika ia melihat sosok tinggi kekar
, kamu