icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kesucian yang Ternoda

Bab 5 Tangisan Kinara

Jumlah Kata:1014    |    Dirilis Pada: 06/01/2024

ungguh tak bisa dilupakan begitu saja oleh Kinara. Semejak keluar dari kamar hotel yang

ke luar gedung hotel tersebut. Suasana masih terlalu pagi, sehingga be

uskan untuk pulang lebih awal. Rasanya ia tak ingin berlama-lama di tempa

ahan. Jam yang masih terlalu pagi, membuat kendaraan belum b

depannya. Kinara melangkah dengan lemah, dikarenaka

ma, karena banyak penumpang yang menunggu," senta

mah, seraya melangkah tertatih menahan ra

ju dengan kecepatan sedang, menuju ke halte yan

g tak jauh dari halte tersebut. Dengan langkah lemah, Kinara berusaha untuk tiba di rum

ah gang perumahan yang terbilang sempit. Lekas Kinara berjalan cepat menuju ke salah satu

egitu bersih dan rapi. Bahkan ada taman bunga kecil yan

ambang pintu. Perlahan ia mendorong pintu kayu yang telah r

seraya berjalan pelan menuju ke salah s

ee

nara segera mengarah ke dalam kamar tersebut. Gadis itu segera berjalan pelan

ggil gadis itu de

rin

lahan mulai mendudukkan bok*ngnya di atas ranjang dengan kasur tipis yang sudah me

ina seraya memegangi per

bat usus buntu kamu. Tapi untuk sekarang, kakak belum ada uangnya." A

ahannya. Bagaimana pekerjaan kakak? Lan

a adiknya? Bahwa di hari pertamanya bekerja, ia sudah mendapatkan

aan kak

kak ya. Sekarang kamu fokus dengan kesembuhan kamu,"

Karina menga

embersihkan diri ke kamar mandi. Langkahnya tertatih, menyusuri rum

uk, menatap begitu banyak bercak merah di area dada dan perutnya. Hati Kinara sem

tangis Kinara sambil menjambak ramb

atukan rambutnya dan menjambak lembut rambut Kinara,

mengambil sikat baju yang biasa ia pakai untuk mencuci, lal

sampai kulit Kinara memerah dan sebagian bahkan malah terlihat m

ar-benar menjijikkan. Huhuhu." Tangis Kinara semakin

agi ia merasakan rasa panas dan perih yang

edua kakinya, tetapi rasa sakit itu tak kunjung menghilang. Kinara pun akhirnya

kin menjadi, karena r

jahnya nampak sangat pucat. Ia menggigit bibir baw

t berada dalam kesakitan itu, kini Kinara merasakan sakitnya mulai mereda. Ga

emah, sambil kembali melanj

sung pergi ke kamar untuk bergantian pakaian. Kini Kinara

h berbalut handuk. Jemari lentiknya kembali meraba leher dan k

ku, Tuhan?" lirihnya sendu, sembari

a-tiba bayangan pria itu bertubuh kekar itu kembali melintas

angat c

di telinga Kinara. Gadis itu merasa sangat terke

...

saat tiba-tiba menyadari keber

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka