Puber Kedua Sang Letnan Jendral
agi-pagi sekali mereka sudah datang ke ballroom untuk menghadiri acara wisuda putra sulungnya yang bernama Rasman. Rasman baru
asman lulus dengan predikat terbaik. Dengan gagah Rasman maju ke depan. Rektor menyematkan toga sebagai tanda Rasman sud
mama dan neneknya. Rasman datang bersama seora
" Rasman menunjuk ke perempuan cant
angi perempuan itu. Ia mencoba untuk
Rasman," jawab Cantika. Cantika menc
tik saja," puji Nina. Cantika t
rang kuliah dima
gigi universitas negeri di Ba
Nina tidak bertemu dengan Cantika. Terakhir Cantika da
dokter gigi," ucap
kasih, Tante,
te sekeluarga makan malam bersama," kata Can
idak mengenal papa Cantika tapi mengapa p
rayakan kelulusan Ras
kan!" kata Nina. Rasanya ganjil Rasman yang diwisuda, tapi
ian Papa mau kenalan sama ke
ngan papa Cantika. Nina menoleh ke arah i
a, Bu?" t
tika. Anggap saja kita bersilahturahmi d
Nina. Nina menoleh
i akan datang
ti Cantika kirim alamat r
alkutas tehnik mesin. Namun karena Ibu Enny sudah cape, Nina terpaksa pulang duluan
sihan Enin sudah kecapean."
," jawab
tanya Rasman ketika Nina d
," jaw
ponsel dari saku celana. Nina memapah Ibu Enny menuju ke tempat d
a, Rasman langsung men
ada di depan kampus. Sekarang se
ampus. Rasman berjalan menuju taksi tersebut, ia membuka pintu taksi untuk mama dan neneknya.
alu sore!" ujar Nina sebe
n mencium tangan
u, ya." Nina pami
ika mencium tangan
mbaikan tangan ke Nina dan Ibu Enny. Nina membalas lambaian tangan Cantika
baru sampai di rumah. I
n ketika masuk ke dalam rumah
encium punggung tangan enin nya yang sedang duduk di depan televisi.
ranya," kata Nina yang sedang
awab Rasman sambil menuangkan air dari teko ke gelas. Rasman dudu
" tanya Nina sambil
Cantika," jawab Rasman. Nina duduk di kursi maka
," jawab
g mengantar Rasman p
hubunganmu dengan Cantika? Apa kamu serius sama dia, sampai p
akan serius dengan Cantika,
enantu dari kalangan biasa
mu Aa. Sepertinya beliau tidak keberatan R
biskan air putih di gelas. "Mama Cantika sudah lama meninggal. Masa Ma
Mama sudah lama tidak bertem
dah bau keringat." Rasman beranjak d
ba Rasma memba
makan malam di café and resto Sarinah. Kita
nama-nama café dan resto di kota Bandung. Semenjak suaminya
i kita pergi naik ta
*
gikuti wisuda Rasman. Lukman juga tidak ikut karena ada acara dengan teman-temannya. Taksi yang mereka tumpang
i Cantika dan papanya. Rasman melihat
hampiri Cantika. Di sebelah Cantika berdiri seorang pria gagah yang tampan ru