Kurang dari tiga
ui
m. Itu ludah gak habis-habi
dengan cara melemparkannya ke atas beberapa kali, "
membahas soal si cupu, alias Nadia. Gadis dengan seribu keaneh
Bukan hanya penampilan, sikapnya yang cenderung pendiam j
pu datang," kata
h ragu, menyiratkan sebuah ketakutan besar seolah sedang men
mulu lo perasaan. Cari
ndongak, hanya sebentar sebelum menunduk lagi. Melanjutkan pe
sepatunya yang udah mengkap-mengkap itu loh," uca
u kan buat cowok, ken
ana kebes
. Gadis itu sudah hampir duduk di bangku, namun satu pemandangan yang sama
i dalam sana. Dia menahan diri agar tidak mun
narnya kesalahannya? Kerugian macam apa yang mereka dapat ka
ernah mendapat
i loh. Bisa buat parfum," ujar Bima
perkataan Bima tidak ada lucu-lucunya, atau mungk
" Sekar duduk di atas meja Nadia, lalu
indakan Sekar. Tak ada perlawanan, Nadia cukup takut untuk
las dia akan dikeroyok
Cindy menenteng tas
anjak berdiri dan mengejar C
" Cindy melempa
erjadi. Ternyata tas tersebut masih terbuka setelah Nadia mengambil tisu t
in sekalian deh." Maya melepaskan tas Nadia dari tangannya
ut alat tulis yang berceceran di atas lantai. Tak ada y
iiiin
swa berhamburan pergi menuju bangku masing-masing, meninggalkan Nadia
s membuat Nadia menoleh lalu beranjak berdiri saat tah
olpoin, Bu. Tadi jatuh
l menggeleng. Beliau membuka tempat alat t
man kamu. Jahilnya minta ampun." Bu Ratna melirik
in tersebut penuh rag
mbali ke bangkunya dengan raut wajah puas. Tentu saja gadis cup
pastinya. Yang benar saja, jika mereka berani membully,
" ucap Bu Ratna merapikan lemb
" jawab se
ecuali bolpoin. Kita mulai ula
ta paruh baya itu lupa tentang ulangan, ternyata tetap saja. Walaupun Bu Ratna sudah hampir
tiba ulangan?" Bima men
alau hari ini ulangan, Bima?
nya, "Kayaknya saya gak mas
ela napas, "Alasan. Bilang
ar, "Kasih waktu
belas menit. Setelah itu
asing-masing. Menghafal rumus yang be
ontek pun butuh usaha keras. Dari pada waktu habis untuk mencari co
Tok...
as menoleh. Seorang pria muda berseragam coklat khas guru
u mengangguk beliau beralih
minta waktunya sebentar," kat
, "Saya lihat Pak Ali k
ee...
p Bu Ratna yang ternyata tengah melipat kedua tangannya d
salah orang,"
," kata Sekar mengelak. "Bu Ratna mau lih
Sekar. Lebih terpingkal lagi melihat ekspresi guru muda
an Bu Ratna jam ngajarnya jadi berkurang
datangan teman baru di kelas ini. Bapak harap kalian
erka-nerka siapa sosok murid baru tersebu
baru di sini ya, Pak. Dia
k si Nadia skip aja deh, Pa
am tertunduk. Dia memainkan bolpoin nya tanpa berniat m
teman kalian," kata
minta maaf tapi malah justru Pak Ali sel
ditunggu kelas sebelah,"
" Pak Ali melambaikan ta
alam kelas, membuat kelas yang sebelumny
ang ketiban rezeki nomplok, karena sosok murid baru itu
ata gadis itu tidak datang sendirian. Dia menggandeng t
a satu kelas. Ta
erry, mencoba melepaskan tangannya da
n Cherry. Dia memilih mengedarkan pandangannya ke
asuk? Masuk ke kelas mu s
ada kalau-kalau Bapak suka sa
menjadi orang tua sekaligus teman bagi muridnya. Bisa jadi ketika di
perkenalkan diri," kata Pak Ali
saya Cherry Anastasya, biasa dipanggil Cherry. Saya pin
hasil menyelesaikan kalimatnya. Jangan dikir
k mau melepas
" tanya
enganggu
begitu kamu b
et saya," sela Bima men
. Sebenarnya dia ada teman sebangku tapi y
mana?" tan
lasnya, posisi anak-anaknya duduk saja beliau hafal. Terutam
dah, Cher. Sini aja duduk deket gue. Biar cepet a
seru selu
garahkan dua jarinya ke matanya sendiri sebelum beralih ke arah Bima
an memberi Bima bertubi-tubi bogeman. Sayangnya dia masih punya
pai kelas. Cherry biar sama Nadia saja," tukas Bim
ngku paling depan, tepatnya di
mana bangku yang seharusnya dikosongi itu yang belakang, bukan yang
an kok, Bu. Kalau u
mu duduk di samping Nadia," ucapnya menunjuk
k setuju. Cowok itu melepas tangan Cherry
adis itu duduk di bangku yang tepat. Tidak di samping sis
kelas yang berbeda dengannya. Namun yang namanya kepala sekolah tidak b
ng biasa kosong di isi oleh murid baru.
sapa