Membongkar Pengkhianatan Suamiku
b
kukenal dari balik pintu itu. Ia adalah orang yang sudah mendampingiku s
ek
ku kemudian mengecup keningku. Aku membu
aih tangan Mama , t
ang sekarang?" t
n ia takut pada Mama. Selama menjadi menantu Mama, Mas Farid belum pernah sekalipun mendapatkan perlakuan bu
rihnya, masih belum be
bersamamu tadi?" Mama menatap
Ma," kilahnya untuk
atau sel
a. Mungkin ia tidak menyangka jika pertanya
awab?" Mama kembali bertanya samb
arid hanya kasihan melihatnya, suaminya sudah meninggal dan dia sekarang seda
anya bukan itu yang Mama lihat, Mama tadi memperhatikan caramu m
duk, aku dapat melihat
ngkan istrimu sendiri tidak kamu pedulikan. Jika saja kamu mau mengangkat telpon dari Adel, mungkin Adel tidak akan ke
tapku, seolah tidak percaya deng
Ia menitikkan air mata, dan aku tidak tau apakah air mata itu tulus atau palsu. Saat ini, aku tidak bisa lagi
rlalu fokus mengurusi kehamilan wanita itu sehingga kamu mengabaik
Farid meraih tanganku, tapi aku menepisnya. Bahkan se
num jus buah buatanmu. Apa kamu mencampurkan sesuatu ke dalam jus itu?" Mama
rid melakukan hal itu, Farid sangat menyayangi Adel, Ma." Mas Farid berkilah. Ak
tahu sendiri. Jika Mama sudah mengetahui siapa pelakunya, M
Mama. Sorot matanya juga meredup, aku tahu Mas Farid merasa be
an kamu bersedia maafin Mas." Mas Farid terus memohon, tapi aku tidak menghiraukann
melampiaskan semua kemarahanku, tidak ada gun
aya pengobatan istrimu dan tanyakan pada dokter, kapa
megang uang, Ma." Mas Farid tampak ketakutan melihat M
ng untuk membayar biaya berobat istrimu?" Mama menghela n
a yang membayar biayanya, iya kan? Benar-benar enggak punya hati." Nada bicara mama semakin pel
wanita itu, Ma! Bahkan Mas Farid belum membayar cicilan rumah bulan ini
ma. Aku memang sengaja mengatakannya di depan Mama agar Mas Far
untuk membayar biaya berobat Adel. Mama enggak mau dengar alasan
sebelum mendapatkan u
ti ia sedang berpikir keras baga
wanita lain dari pada kewajibann
ucapnya, kemudian ber
awab Mam
u pasti, tidak akan mudah menjual AC. Terserah bagai
berjua
*
dengan sedikit kasar, lalu menjatuhkan bok
eperti biasanya. Akhirnya aku pun bertanya, "
ama marah, kecewa dan juga
a lagi
er menolak, tapi setelah Mama memberikan alasan, akhirnya dokter menyuruh asistennya untuk mengambil rekam medisnya Rini dan mengizinkan Mama melihatnya. Di dalamnya tertulis b
eng pelan, tidak menyangka jik
mbung