Membongkar Pengkhianatan Suamiku
. Keg
kan. Semakin lama, aku semakin muak melihatnya.
akan tentang bungkus o
kapan wanita itu menumpang di rumahku. Mas Farid pasti akan marah jika aku mengusir wanita itu secara paksa. Yang jelas, aku sangat kebe
ar kamar, kupastikan kalau pintu kamar benar-benar terkunci agar Rini tidak bi
emalas. Ia memilih menahan lapar daripada harus memasak. Memang benar-bena
ic kesayanganku, kemudian mengen
rdering. Aku langsung menepikan motor, memb
uku di depan butik. Aduh, aku sampai lupa bahwa aku ada janji d
dahal kliniknya sudah dekat dari tempatku sekarang. Baiklah, a
*
selesai, aku kembali menutup rolli
as. Tiba-tiba saja aku merasakan sakit yang luar biasa di bagian perut. S
etapi tidak diangkat. Kukirimkan pesan padanya mengabarkan bahwa aku sak
asakan ada sesuatu yang meng
arna biru, dibaca tapi tidak dibalas. Apa mungkin ia se
kkan kalau posisi Mas Farid saat ini sedang berada di klinik Dokter Aidil, klinik khu
n GPS ini tidak benar? Padahal belum sampai satu jam Mas
i pinggir jalan. Rasa sakit di perutku semakin menjadi. A
membutuhkan bantuannya untuk membawaku ke rumah sakit. Tanganku masih bi
ang semakin menjadi. Aku tidak kuat lagi untuk be
ku. Seseorang yang kukenal turun dari mobil tersebut. Ia adalah Bu Sar
. "Del, kamu kenapa?" Bu Sari berjongko
pi sepertinya Bu Sari mengerti, ia kasihan meliha
harus secepatnya di
awa Adel ke rumah sakit terdekat
mbantu Bu Sari untuk me
anya berjarak lima menit dari sini. Ayo buruan, Mama takut Ade
sung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan
m genggamanku berdering
ari tanganku, mengusap lay
g kamu kirim, Nak. Kamu dimana? Kenapa hanya ada motor kamu di s
il saja, Adel bersama kami, sedang dalam perjalanan men
a," ucap Mama, kemudian Samb
*
Mas Rian membantu Bu Sari
nik, kami berpapasan den
nya, sedangkan Mas Farid memegang pu
jadi setelah menyaksikan pemanda
yata kamu lebih mementingkan wanita itu dari pada istrimu sendiri. Sayangkan
tidak mengkhawatirkanku sama se
ng membawaku ke dalam agar
n pamit karena masih ada urusan lain. Aku hanya menganggukkan
jarum suntik. Setelah dokter menyuntikkan cairan ke tubuhku, akhirn
*
da di sampingku. Wanita yang melahirkanku
dian mengelus kepalaku. "Alhamd
sudah berkurang, tid
sekeliling ruangan, tidak k
siapa, Nak?
mana, Ma?
angannya. Seperti men
telah selesai menemani wanita itu
e
cang salt mendengar jawaban
u. Fokus sama kesehatanmu saja y
tok
n satu orang suster tersenyum ke a
anak saya, Dok?" Mama bertanya lebi
endarahan hebat akiba
ngan apa yang dikatakan dokter. Keg
uguran? Anak saya kan tidak sedang hamil, Dok?" Mama
arena terjadi pendarahan hebat, maka janinnya tidak bi
sang buah hati. Disaat janin tumbuh di dalam rahimku, yang maha kuasa men
. Mama yakin, kamu pasti kuat." Mama terus menyemangatiku, meskipun aku tahu kalau h
ran, Dok?" Mama yang penasaran
i obat-obatan sehingga membahaya
aku sama sekali tidak pern
obat apapun," ucapku sambil menahan Isak tangis. Bagai
habis mengonsumsi obat dengan dosis yang cukup tinggi." Pak Dokter beruca
utemukan. Ya, bungkus obat tersebut kubawa di dalam
mana? Adel mau
an memberikannya padaku. Kubuka galeri dan me
ya keguguran, Dok?"
ungkus obat tersebut, men
ka akan menimbulkan efek samping. Ibu yang sedang hamil bisa keguguran
ampur obat tersebut ke dalam jus yang diberikannya padaku agar ia
mbung