icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Membongkar Pengkhianatan Suamiku

Bab 7 7. Bungkus Obat Tidur

Jumlah Kata:1440    |    Dirilis Pada: 13/12/2023

a

a, aku segera turun dari ranjang mes

ar ini. Aku masih mengingat dengan jelas bahwa semalam

lap tanpa mau membangunkannya. Biarka

ke kamar mandi untuk

dak ada lagi sampah yang berserakan. Begitu juga deng

ur terlalu cepat. Sehabis meminum jus yang dibuat oleh Mas Farid,

an air, aku kemudian mengambil w

u akan merasa jauh lebih tenang. Pikiranku yang tadi s

*

buah yang kubeli beberapa hari yang lalu sudah ludes tak

eja kompor. Aku biasa menyimpan mie instan dan juga cemilan di

lapar, ia bisa memasak ikan atau ayam yang sudah kusiapkan di kulkas, atau mengambil c

esal dengan kelakuan Rini dan juga Mas Farid. Aku yang capek kerja siang malam, tapi wanita itu yang menikma

umah lainnya. Aku akan membeli sarapan di luar, Mas Farid juga akan sarapan

atu. Aku mengambilnya dan mengamatinya. Seperti bungkus obat, tapi a

ir. Kuambil ponsel dan membu

ungkus tersebut, meskipun tulisannya keci

ngernyit karena bungkus obat yang sedang ber

ngkus obat ini ada kaitannya denganku yang sudah dua malam ini tidur

ini, banyak sekali kejanggal

dalam kantong gamis yang kukenakan

perlahan. Kuulangi lagi beberapa kali sambil

Lebih baik aku menyiram bunga di ha

mandi. Rini hanya mengenakan handuk di atas lutut, padahal aku sudah mengin

ya menutupi tubuh bagian atas sampai lutut. Apa seperti itu

," sapanya

rti tanda yang sering diberikan oleh Mas Farid padaku. Siapa yang tidak curiga saat melih

g sih! Rini permis

menghentikannya, "tunggu! Aku i

kemudian berbal

merah seperti ini?" Jari telunjukku me

merapikan rambutnya yang te

ni mau minta tolong sama Mbak Adel buat ngerokin Rini, tapi

Bisa saja ia telah melakukan sesuatu. Apalagi se

ambil mengipas-ngipaskan tangannya pertanda bah

akangan ini. Ceritanya sama persis seperti si Rini. Sepupu atau pembantu muda yang tinggal ser

bab yang dikunci, apalagi temanya tentang pelakor. Tapi biarpun aku suka den

an untuk menyiram bunga. Memutar keran untuk mengambil air

di depanku, entah sejak kapan beliau ada disitu. Aku terlal

ucapku sambil ter

amu sakit?" Bu RT mendeka

inkan Bu RT agar ia tahu bahwa aku baik-baik saja

belum?" bisik Bu RT di telingaku. Mungkin beliau ti

ti apapun. Niatku untuk mengawasi Rini dan Mas

mengganggu suamimu," pesan Bu RT sebelum beliau pergi dan berkumpul

ariin kamu dari tadi." Mas Farid mengh

a karena masih kesal

masu

menjawabnya, hanya me

pan? Mas kan mau berangkat kerja. Tolo

, Mas. Mas sarapan di

a. Ia masih berusaha tersenyum, lebi

ini sudah habis buat beli AC, buat jatah bulanan Ibu dan juga uan

santai, tapi aku yakin ucapanku

Rini ya. Dia kan sedang hamil, jadi enggak bagus jika

a ayam, telor dan ikan. Suruh saja dia masak, biar nggak keenakan numpang geratisan." Aku sengaja bicara seperti itu untuk m

langsung memakai sepatu kerjanya

pamit

a, aku tidak bisa menolaknya

u sedang duduk di ruang makan setelah mengambil piring dan sendok terlebih dahulu di rak pirin

?" Ia bertanya dengan santai

pan, beli sana,

usah jutek gitu," ucapn

aja. Jika kamu lapar, kamu masak saja. Ada sayuran, ayam dan i

r mandi juga jangan lupa disikat. Aku nggak sempat, lagian kamu kan nggak ada kerjaan di rumah." Aku se

padaku, ia sama seka

.. malah mau dilayani juga seperti tuan putri. So

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka