Membongkar Pengkhianatan Suamiku
a
n-pelan ke garasi agar Mas Farid-suamiku tidak mengetahui kedatanganku. Aku sen
r, aku mengeluarkan kado
sebagai hadiah ulang tahun pernikahan kami yang ke empat. Tentunya sebagai ucapan terima
appy anniversary, kukeluarkan dari dalam kantong pl
g kebetulan sedang terbuka. Mungkin
nya kejutan, pasti suamiku akan sen
. Namun langkahku tiba-tiba terhenti saat melihat
? Apa yang ia la
mana mungkin aku bisa tenang saat m
kesukaan Mas Farid, tampaknya
opi tersebut. Setelah itu, ia mengambil nampan kemudian meletakkan gelas yan
in sekali kalau wanita itu sedang hamil. Lantas, apa yang ia lakukan di
itu yang ternyata menghampiri Mas Farid di ruang tamu. Wanita itu k
sekian detik kemudian, Mas Farid mengelus perut
sah darimu, Mas," ucap
d dari ucapan wanita itu? Ada hubungan apa antara suamiku dan pe
, tidak percaya deng
ih disini, di dalam hati ini. Sedih, cemburu, kesal dan marah berca
ah yakin bahwa Mas Farid ada hu
ng. Aku menarik nafas dalam, mengembusnya perlahan. Kulakuka
gebu-gebu, aku memutuskan untuk tetap menjalanka
brak sekarang. Aku harus berfikir cerdas untuk bisa mengungk
kumasukkan kembali ke dalam tas. Ak
tenang di hadapan mereka. B
menghampiri mereka, rupanya mereka
sayang," ucapku setelah be
ing asyiknya berduaan, mereka sampai tidak menyadari kehadi
engelus perut buncit wanita itu. Panik melihat ked
ah pulang?" tanya
mereka berdua dengan sorot mata tajam. Ingin kukatak
penghianat itu. Kamu pasti bisa membalas mere
yaku sok ramah. Jangan tanyakan bagaimana perasaanku saat in
i kampung." Mas Farid kelihatan salah tingkah,
adalah sepupunya. Masa iya sih, sepupuan tapi pakai elus perut segala, 'kan engga
rid menarik tanganku, tapi aku menepisnya.
u sebaliknya. Mas Farid lah yang memberi kejutan untukku dengan memb
d mengambil kue tart tersebut dari tang
, maafin mas ya, Sayang." Mas Farid meraih tangank
k menutupi kedoknya. Berpura-pura baik
un lalu itu. Air mukanya langsung berubah saat melihat perlakuan Mas Farid padaku.
an merayakannya bertiga, bersama Rini," ucap Mas Farid
in ini istrinya Mas, Adelia." Mas Far
un berdiri dan mendekatiku sam
d yang baru datang dari kampung," u
dara, enggan menyambutnya. Aku tida
tanyaku pe
entara waktu, Ia akan tinggal disini bersama kita."
sama suaminya dong. Bukan tinggal bareng kita," tolakku dengan memasang wajah tak s
pung, keluarga menyarankan agar Rini tinggal di rumah kita dulu untuk sementara wak
suaminya Rini sudah meninggal. Ia pasti t
ung wanita itu, kenapa tadi ia mengelus perut wanita it
kal-akalan mereka berdu
. Begitu juga dengan Mas Farid. Sepandai-pandainya ia me
mbung