Hasrat Terlarang Janda Tujuh Kali
oleh dengan memegangi jaring panjang. Terlihat dia sangat cantik tanpa mengenakan setelan formal. Aku pikir
pergi. Jaga
ak. Hati
sama-
pintu saat mobil telah berlalu. Saat aku berbalik, aku melihat sosok p
aku kek liha
rain Mas Hanum
ila me time dan Azka
me, ap
man-teman dan entahlah,
gut-manggut a
serunya dengan berl
Huh, mana ada lelaki alim di dunia ini. Si Alim aja tergoda, apalagi Mas Hanum. Ah, tah
nnya kekar banget sih. Coba
pur, Mas." Asi
apa
s. Takut k
per kok. Si
jawabanku benar-bena
a?" tanyaku. Kecewa rasan
h, cuma sayang kam
num. Aku tidak berniat menggoda, tapi hasratku kembali datang melanda. Sungguh sial, punya kelainan seperti ini. Jamahan
mu ngan
mata mengerjap saat merasakan
, aku kesetrum saat baru saja
ing aku tegakkan
amimu sangat bahagia m
ereka pada mampus!" K
ko bi
Hanum tertawa, lesung pipinya terlihat begitu manis. Ah, tidak
mang kamu s
. Dia mengerjapkan mata dan kulihat jagu
a. Aku mau bobok siang, boleh? Aku
ra mencari pria. Apa benar kata Turinah, harus di rukiah? Sampai kapan aku maniak seperti ini? Tidak bisa dibiarkan atau aku akan terje
num? Ah, kupejamkan mata saja, deh, pura-pura saja tidur terlentang. Suara kaki siapa, ya, yang mendekat? Kira-kira ia ada di mana, ni
rena suara ketukan pintu dan ucapan salam dari seseorang. Aku co
sayup aku mendengar suara seorang pria. L
a. Masu
uaranya saja membuat
beneran tertidur. Kurogoh ponsel yang berada di samping, gilak! Tubuhku reflek bangun. Tidak kusangka suda
apur. Gusti, ganteng banget. Aku benar-benar tidak bisa naha
nallah, wajahnya berser
bangu
sih! "Maaf ya, Mas jadi r
selagi libur. Besok M
hampiri saja deh, tidak enak
tuh!" Mas Hanum malah godain
ndi dul
sekali aku, melewati Mas Hanum yang sedang menyusun makanan di meja makan. Lupa, kenapa tidak bawa baju ganti.
Hanum terhenti kala melihat aku yang
Lupa bawa
kamu nyobain
ni masa kek
ga aku dah biasa lihat kamu
api tak kuasa menahan panas, karena merasa bibirku kepanasan aku berjingkrak s
Aku men
ertanya tali tak melihat wajahku tapi justru
sar
yang bes
adi basah. Sin
tu membuat tubuhku meremang seperti terkena sengatan listrik. Bibirku meluncurk
, berbadan atletis dan bikin aku berdesir. Mas Hanum jago masak juga ternyata. Masaka
yang ada d
." Aku kan lagi ngun
juh
gangguk
tanya, banya
Mas. Mereka gugur." Aku
inya Mas Hanum se
k menikah,
ken
as." Malu rasanya,
anku sih. Banyak faktor, Mas. Dan, pa
sann
Siang mereka kerja. Ya, macam-macam peny
, lanjutk
malam. Namun, rasa penasaran menggelitik. Aku ingin sekali bertemu Mas Han
di aku dikabarin Mbak Aquila kalau dia menginap di rumah ibunya. Eh, ko aku denger suara desah. Mau masu
r
buka pintu dadakan. Jatuh, kan aku.
s Hanum terlihat bingu
hayo?" Kuangkat jar