Cinta Gadis Tanpa Nasab
n tatapan jelalatan. Menelisik tubuh Anna dari atas hingga bawah dengan ekspresi menggelikan. Begitu pula dengan pria jangkung di samping kanan Anna ya
du
tah apa yang membuat pria gemuk itu tiba-tiba mengaduh kesakitan. Namun m
dan kacamata hitam yang sedang berdiri bersandar sembari ber-sedekap dada di bel
pria itu dengan santainya dan
an kamu si
dalam lift ini ha
pada pria jangkung di samping kanan Anna. Pria yang ditata
menginjak k
gan saja
arti kamu yang mengi
ada b
a maling
i
ia yang sedang berseteru. Setelah Anna keluar, menyusul pria tinggi memakai topi
kan tangan si pria gendut yang membelit tubuhnya. Tapi karena tubuhnya yang
dut itu berkata, tak lama pintu lift pun menutup. Entah apa ya
makai topi itu tersenyum menyeringai
h tergesa-gesa, dia merasa ada seseorang sedang membuntutinya. D
-tiba dia merasa merinding. Lalu melanjutkan
arik nafas dalam-dalam dan menghembuskan ny
am saja? A
pada seorang dosen yang hendak masuk ke dal
ingkir memberi jalan pada san
r
r
s tambun yang duduk di tengah-tengah mereka secara be
n?" Tanya Dewi, gadis
itu tersenyum nyengir."
yang satu ini. Begitu pula dengan Anna, dia pun ikut tersenyum. Mona dan Dewi meru
in lagi untuk beli cemila
alik bertanya dengan antusias, seolah tawaran De
mu kurus. Kalau kamu kurus nanti kelihatan aneh.
l
rap kali meledeknya. Namun meskipun demikian, Mona tidak pernah marah, sebab dia tahu bahwa Dewi hanya becanda.
nya Dewi pada Anna. Dia beranjak dari duduk, bersia
erkata," aku tunggu kalian disini
lan, nanti kami kembali
ke
ya dengan fokus. Pikirannya kembali teringat pada kejadian di rumah Emran. Satu, dua, tiga tetes air mata berjatuhan dan dalam
irinya habis menangis. Anna enggan bercerita, jika dia bercerita, dua temannya itu pasti akan menanyakan latar belakang keluarga serta percintaannya. Bagaimana jika mereka tahu dan mera
n Dewi, sebab tempat tinggal Mona berbeda arah dengan mereka. S
angannya ke arah Anna di dalam mobil jemputan nya. Ann
nunggu, Emran belum saja kunjung tiba. Padahal Emran berkata akan menjemputnya hari ini dan ingin berbicara dengan nya. Tapi nyatanya, di
akutan. Dan tak selang lama, hujan pun turun. Namun, Anna merasa ada yang aneh. Kenapa tubuhnya tidak basah? Dia men
kan kepalanya mencoba melihat pada soso
dari air hujan. Sontak dia berdiri, mensejajarkan tingginya dengan sosok itu. Namun, tetap saja A