Cinta Gadis Tanpa Nasab
Maafkan aku, maafkan umi ku. Dengar, apapun yang dikatakan oleh umi ku, tidak akan mengubah perasaanku padamu. Tolong, tetaplah di sampingku. K
deras. Sungguh dia sangat mencintai Emran, pria tampan dan s
ka bertemu di sebuah bus saat hendak ke sebuah universitas ternama di Seoul, Korea. Dan ternyata, mereka satu kampus namun beda fakultas dan
ak harta tapi dia memiliki banyak pengetahuan agama. Itulah sebabnya, Anna menyukainya dan berharap Emran merupaka
tergeletak dan merogoh isinya mencari sebuah benda canggih berbentuk pipi
weetie, ho
but di seberang telpon sana. Suara yang s
a..
yang? Apa kamu
ahu dimana keberadaa
Begitu sakit dan sesak. Dalam sekejap, air mata berjatuhan. Lubang yang sudah ditutup rapat belasan tahun lamanya, di
...ma
i ini saja. Dan aku janji tidak
elpon, yang ada hanya suara isakan tangis dari se
u
n ditutup telpon nya, ma!
g ulang namun sayangnya, nomer itu h
u aku? aku, aku hanya ingin tahu, ma! apa aku
r
i buram oleh air yang keluar dari sudut-sudut matanya. Dalam benaknya bertanya, apa yang salah dari per
isak dan memukul-mukul dadanya yang begitu sesak. Sembilan belas tahun dia tidak pernah menanyakan keberadaan sosok ayah
anggar janjinya pada sang paman. Sebab hatinya begitu sakit atas
in
in
dis yang masih bergumul dibawah selimut tebal. Namun, gadis itu sam
o
o
sudah bang
setelah sekian kalinya Bu Danti berte
Anna dalam kead
erus berbunyi. Setelah di dapat, mata yang terasa sangat l
n peralatan mandi lalu ke luar kamar dengan tergesa gesa. Kamar Anna tidak memiliki kamar mandi, begit
hei,
ang hendak di masuki oleh Anna. Anna yang baru saja akan menarik gagang pintu pun mengu
is itu, mendorong pelan tubuh A
kak, a
s ngalah sama orang yang sudah lama. Paham!" Setelah b
r
pertama menginjakkan kakinya di rumah kost, gadis yang satu i
r
gan dengan kamar mandi yang hendak Anna masuki. Keluarlah seorang gadis memakai kimono pa
au mand
gguk pelan.
tu beranjak pergi. Anna menghela nafas lega. Akhirnya, dia bisa
membersihkan diri. Mata sembab serta merah yang terpampang nyata i
pus kalau mataku dalam
yang tergeletak di atas meja rias. Bibir Anna perlahan terseny
lalu menyisir rambutn
penampilan pakaian yang digunakan. Dress panjang bermotif bunga sakura dan memiliki i
n yang cukup sopan. Dia tidak terbiasa memakai pakaian yang terla