Jerat Cinta Chef Impoten
tidak sabar menunggu kedatangan mamanya, yang katan
berganti berjam-jam. Akhirnya, Siska
apati putra bungsunya yang sangat tidak betah berad
ka, segera mengha
ih. Kok Bara dipukul?!"
a dingin itu, kini berdiri de
k pinggang menatap putranya it
ofa, yang jelas-jelas gak muat dengan badan kam
tingkah Siska yang amat teramat drama itu. Padahal, kalaupu
curiga kepada putranya
ng dicariin. Giliran pulang mal
apa-apa kamu anteng di ruma
n ibu dan anak itu, segera berdeham ker
e arah Beni. Membuat kepala rumah tangga itu tersenyum kecil. "Sudah
itu pula, tidak ada yang berani mengganggu gugat.
s berjalan lunglai ke arah kamarnya yang berada di lantai dua. Karena, sepertiny
*
cilnya, dia harus segera pergi ke restoran hotel milik keluarganya saat pagi-pagi. Bahkan, di
ng. Yang sialnya, sangat menginginkan masakan darinya langsung sebelum kembali
iri kepada tamu penting itu. Meski sangat malas dan terpaksa, dia
sapa Ghava begitu membuka
nyum lebar melihat kedatangan Bara. Pasangan itu sege
u, Kalandra." Tuan Smith langsu
antas, mereka sedikit berbasa-basi, sebelum akhirnya Bara pamit untuk
mbali ke dapur dan membuat sarapan cepat untuk diriny
*
s bolak-balik antara restoran Zoya dan
adanya. Di tambah dirinya yang tiba-tiba mengerang, semakin membuat para pekerja lai
area kitchen, entah dari mana. Memandang bi
menimbulkan rasa jengkel di hati Zoya. Namun, Zoya tidak pergi dari tempat itu. Dia tet
melihat jam yang terpampang di dinding belakang tubuhnya. Lantas, dia menyerin
akan pulang, segera menyusul
gguin, gue
. Akan tetapi, ucapan Zoya setelahnya yang membuat B
n padat. Bara kembali melangkahkan kakinya lebar-lebar.
emangat Bara untuk cepat sampai di rumahnya. Selain ingin cepat be
nya memasuki halaman luas rumahnya. Tanpa pikir panjang, di
ntai. Berhasil mengalihkan fokus Siska y
Padahal sebelumnya, dia sempat berpikir Bara tidak akan kembali dalam wakt
?" tanya pria dewasa itu yang kini su
nya. "Keberadaan kamu di rumah ini
amanya itu. "Bara gak boleh tinggal
Siska mendarat mulus di paha Bara denga
e Bara." Bara bersungut kecil
isanya pulang tanpa perlu Mama omelin dulu. Patut
ra itu cuma mau mendekatkan diri sama Mama. Siapa tau n
kecurigaannya kepada Bara. Justru, sekarang wanita paruh
doh, Bara?" tanya Siska semangat,
ka bertambah semangat. "Kal
ya itu, Ma. Bara tidak ada calon dan kandidat
tidak memiliki seorang yang dekat dengannya. Padahal, jika dilihat-lihat, putranya itu t
epatnya. Terlebih, umur Bara sudah kepala tiga. Tetapi, dia tidak mau juga sembarangan memi
Mama kenalin ke anak temen Mama," ujar Siska
menatap lekat kedua m
a terlintas wajah seorang temannya. "Bagaimana kalau dengan anaknya Rani. Yang ketemu
dukungnya. Dari sekian banyaknya teman mamanya. Justru Elena yang terpikirkan oleh mamanya.
kan, sekarang wanita paruh baya itu sudah heboh mencari nomor
an senyuman Bara. See yo