icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Love Me Om

Love Me Om

Penulis: Puisiru
icon

Bab 1 Hanya Pemuas Nafsu

Jumlah Kata:1485    |    Dirilis Pada: 16/10/2023

h hari yang panjang. Udara segar dari jendela terbuka membel

lam keheningan itu, ada perasaan kesendirian yang manis. Aku menghela nafas dalam-dalam, me

Tubuhku merasa lelah, tapi ada semacam kepuasan dalam kelelahan itu. Kurasakan rasa s

Aku menghidupkan lampu dengan perlahan, membiarkan cahayanya mengisi ruangan.

n tatapan yang penuh keinginan, dan seolah-olah dia telah menguasai seluruh ruangan itu. Nafas yang k

sini?" desisku, mencoba m

ng begitu mengganggu. "Aku merindukanmu, sayang.

uaraku. Aku tahu betul seperti apa dia saat berada dalam mood

alasan apapun yang aku katakan. "Kamu bisa mand

tapa kuasanya dia merasa atas situasi ini. Dia mendekati aku, menyingkirkan langkahku

," kataku dengan tegas, menc

pelkan tubuhku ke tembok. "Oh, come on, Lala. A

embuatku terkejut. Aku merasa panas, dan bukan karena hasrat, melain

yamananku. "Kau selalu begini, Lala. Te

di mataku. "Aku serius, Ray. Aku ingin mandi

an kehadirannya yang dominan. "Pikiranmu mungkin

ndekat. Aroma alkohol mencampak di hidungku, m

, tetapi tubuhku terjepit di antar

ku merasakan napasnya yang berat di leherku, dan aku merasa mual. Tubuhku

. Aku mencoba melawan, menolaknya dengan keras, tetapi

usasaan ketika Ray mendesakkan tubuhnya ke dalam tubuhku. Setiap desakan mengirim

airmata masih mengalir dari mataku. Ray melihatku dengan pandangan

gan pernah lupa itu," bi

unia seolah-olah runtuh di sekelilingku. Lala, kenapa k

*

n sepasang tangan kekar yang mengusap punggungku, suara pelan membangunkanku dari tidur

dengan suara yang sarat dengan ke

ong menuju dapur. Aku merasakan sentuhan dingin lantai di bawah kakiku dan aroma kop

ali ke kamar tidur. Ray sudah duduk di tempat tidur, menatap layar ponselnya tanpa m

di meja samping tempat tidur. "Tolong jang

n kata-kata. Aku merasa jengkel, tetapi berusaha untuk ti

*

ngan tim desain tentang proyek terbaru. Tubuhku masih terasa lelah tapi

ajahnya. "Eh, Lala! Jangan lupa, siang ini kita berangkat ke vill

ku merasa hangat. Aku tahu bahwa Maya selalu mendukungk

ncoba menekan rasa lela

sanku, ponselku berdering. Layar menampilkan nama Ray

n?" suaranya penuh dengan amarah. "Aku t

npa persetujuannya. Aku bahkan hampir tidak pernah bertemu dengan teman-temanku lagi. Ap

ini. "Ray, aku sudah mencoba menurutimu selama ini. Tapi kali ini, aku ak

cacian. Aku menutup telepon dengan tangan gemetar, merasa

natapku dengan tatapa

rtanya dengan nada cemas, menunjukkan duku

tegas, mataku menyala dengan tekad. "Kali ini a

r telah terangkat dari pundakku. Aku tahu bahwa akan ada konsekuensi, t

*

panjang jalan. Udara segar pegunungan membelai wajahku saat aku memandangi lembah hijau yang menjalar sejauh mata

l akan berada di villa selama pesta berlangsung. Penjaga vill

engisi pikiranku sejak aku masih duduk di bangku SMA. Dia tampan, gagah, dan memiliki kehangatan yang sulit dijelask

bil, kini terbentang luas di depan mataku. Villa dengan arsitektur klasik dan taman yang indah terham

kencang ketika pandanganku bertemu dengan sosok yang kini berdiri di depan pint

amah. Suaranya masih sama seperti yang

nahan rasa gugupku. "Terima kasih,

ngan lembut. "Lihatlah wajahmu, La

uga bahagia. Bagaimana bisa tidak? Aku ber

ara, menciptakan suasana yang nyaman dan hangat. Ruangan yang kami masuki terbuka

tanya Om Daniel sambil terseny

asaan bercampur aduk. Di setiap sudut villa, aku merasa seperti sedang berj

" Maya tiba-tiba berkat

dengan ekspresi bi

"Jatuh cinta pada

ra menggeleng cepat. "Itu ha

dok kebohonganku. Aku bisa merasakan bahwa M

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka