Bukan Salesman Biasa
ni, Pak?" tanya seorang lela
tagih semua klien-klien kamu! Klien pada nggak
jangan dipotong lagi. Saya akan
proyekmu gagal. Beruntung kamu masih saya pertahankan, kalau tidak kasian karena kamu mau nik
k M
bah. Tetapi tolong-lah Pak, jan
ji kamu tetapi semua tunggakan klien
terima ka
suk ke dalam ruangannya tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya. "Mas Ardhan, ini daftar klien yang harus dit
saya usahakan
alam ruangan berukuran 3x3 meter itu, ia memilih klien yang akan didatang
tan. Ardhan mempersiapkan semua berkas yang diperlukan kemudian keluar dari ruangannya
rdhan langsung menghadapa ke bagian resepsionis dan mengatakan maksud dan tujuannya datang ke peru
gi Pak, maa
k perlu kamu datang dan menagih ke kantor seperti ini!" ujar lelak
ud yang baik, asal bapak tahu ya
k perlu datang ke sini, memalukan saja!!" potong lelaki itu, ia semakin marah. Keribu
Pak! Saya yang kena getahnya!" jawab Ardh
rity tersebut. Kedua pria berbadan tegap itu seketika membawa Ardhan keluar dari ru
pernah datang ke pe
ngsung pergi begitu saja. Hal pahit yang didapatkan Ardhan tadi tak membuatnya patah semangat, dirinya sudah
melainkan hanya bagian frontliner-nya saja. "Mohon maaf sekali Pak Ardhan, perusahaan kami belum bisa
an waktunya untuk laporan ke atasan saya. Tanggal
tanggal tepatnya, kami aka
saya akan kembali ke sini lagi. Karena saya harus men
rgerak cepat menuju perusahaan yang lainnya. Dua perusahaan yang didatanginya belu
p ke perusahaan yang ketiga. Di tengah jalan motornya mendadak mati, Ardhan
i dengan teliti namun tak juga bisa menyala. Ardhan yang kesal mencoba
renta sedang mengorek bak sampah. Kakek itu seperti hendak mencari makanan sisa, Ardha
kek lagi cari ap
in belum makan," jawab Kake
mbangan. Di satu sisi dirinya kasihan pada si Kakek, di sisi lainny
nan di situ, beli saja di warung," kata Ardhan seraya mengeluarkan uang receh
but tersenyum. Ardhan ikut senang melihat Kakek itu senang. "Saya
nya. Sebuah kacamata putih diberikan oleh Kakek itu kepada Ardhan. "
jaan kamu ya," ujar lelaki itu memaksa Ardhan untuk menerimanya. Akhirny
i itu kembali ke tempatnya semula. Ardhan yang penasaran lalu mencoba mema
ndiri hingga memundurkan langkahnya. Ardhan yang panik berusaha melepaskan kacamata misterius
engendara lain. Salah satu pengendara memberhentikan kendaraan dan b
pa-apa, Pak
menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Kebetulan saya menunggu
nggu kedata