Anak Kembar Rahasia Milyader
darimu," ujar seorang wanita paruh baya yang kini berk
sertai dengan dengusan kesal. Ia mengalihkan tata
enekanku untuk menikah!" Teriak Ben menimpali pe
ka suruhlah Steve karena ia adalah kakakku," balas
n. Hanya satu kata itu saja berhasil membuat Ben yang note
di atur oleh orang lain. Karena menurut Ben, pernikahan berarti sama saj
ik darah. Wanita paruh baya itu mengepalkan tangan dan segera mengambil tas jinjing
ta itu mengenai tubuhnya. Sang ibu melotot hingga matanya hampir k
a pergaulanmu, Ben. Mommy hanya tak mau kau pergi k
memanggil para pelacur
itu mak
semakin menjadi jadi. Ia merasa gagal menjadi ibu karena Ben menjadi anak yang pembangka
au memiliki istri, setidaknya kau tak akan berteria
jah Ben memerah sempurna sampai ke telinga dengan tangan mengepal. Pria dewasa yang hampir mencapai
aku
Suka tidak suka, kau harus menerimanya B
ludak, Ben segera berdiri dan meninggalkan ruang tamu menuju ke garasi
Jangan
ia beli seminggu yang lalu menuju ke sebuah bar ternama di kota New York. Mobil mewah itu meles
i telah tiba di sebuah bar ternama di kota New York. Setelah memarkirkan mobilnya di
bar mewah paling bergensi di kota New York. Ben mengenal Archer sejak sekolah menengah atas ka
cher dengan senyuman ramah. Ia segera mengalungkan tangannya di pund
ingin ka
satu
awan lamanya. Ia segera menolehkan kepalanya
u mau membunuh
rikan pesananku. Aku ingin meringan
apkan pesanan milik Ben. Pria berambut cepak dengan kebangsaan Kanada
mbut tamu lainnya. Kau diamlah disini dan minumla
a setelah mengatakan hal itu. Ben yang tak peduli mengendikkan bah
asa berat dan matanya berkunang kunang. Pria itu merasa tubuhnya sangat ri
elah membayar Vodka yang belum habis. Pria itu berjalan menuju parkiran de
lintas di depannya. Gadis itu mengenakan sweater putih dengan celana jeans yang membentuk lekuk tubuhn
ke gang sepi yang sangat jarang dilalui oleh orang lain. Gadi
daripada memberontak seperti ini," ujar Ben dengan nada kesal
aga kehormatanku, Tuan. Lebih baik le
tak ia kenal itu dengan sebelah tangan, lalu merobek paksa baju yang dikenak
malam ini," Ben berkata dengan nada seduktif untuk menenangkan gadis itu
emperkosa gadis itu tanpa rasa kasihan, mengabaikan teri
emuaskan napsunya saja. Pria itu bahkan tak m
an sekaligus efek dari alkohol yang ia minum. P
sakit yang menjalar pada bagian bawahnya, ia mengambil pakaian milik Ben dan menggunakan benda itu paderasa berdenyut. Rasa pusing yang mendera kepalanya terasa semakin menjadi jadi. Dengan
Ben yang tampak begitu berantakan, dengan bau sperma yang menguar dari tubuh pria itu. Sel
apa sampai seperti ini, Ben?
rtemenku. Kepalaku sakit," bentak Ben sam
uju ke garasi, dan mengantarkan pria itu pulang ke apartemen mil