DENDAM INDRIANA
yang tergeletak d
berat,"
rtinya ada sesuatu di dalamnya. Sehingga terasa
yang melakukan ini?" imbuhku
ku membuka pintu lemari, dan aku kag
eriakku meman
t disini, aku pun bern
! Hana!"
ri mereka. Kemana sebenarnya mer
nsel berniat men
Mas, kam
inya sedang bersama seorang laki-laki di kamar ujung lantai atas, yang
niatku untuk meng
, berusaha tidak menim
mar itu. Aku mencoba menempel
atau si Indri, si p
m aku hanya main-main saja. Tap
aki itu adalah Andi. Tapi aku berharap aku salah dengar
u bilang? Tapi
kan sayang ma
hah
a laknat menggema d
ian mengambil meja bulat k
s bunga dari meja
ud ingin mendobrak pintu kamar itu. Aku y
itungan
ak
a aku lihat, adalah pemandangan yang
ana! Sedang
u bersama Hana, dalam k
bangun?" sapa Mas Andi s
ku? Hana! Kamu lancang sekali berduaan dengan suamiku. Dan kamu, M
dan dengan wajah yang seolah tak berdo
ang seperti kita lakukan sema
uh mendengar ucapan menji
aksud kamu melakukan hal ini dengan suamiku?" bentakku
memberikan pengertian deh sama calo
at, mendengar
on mantan istri? Coba jelas
Dan kamu, dengan sadar hari ini, jam ini, tahun ini d
g. Aku tak percaya dengan ucapan y
dua menghabiskan malam pertama dengan penuh gairah. Tapi
hanya bertahan 1 hari. Dalam waktu
kin deras, seiring suara
ah dan menyaksikan pengkhianatan yang dilaku
sekarang kamu juga angkat kaki dari rumah saya. Kalian telah lancang berbuat sepe
gusir kami? Yang ada kamu yang mest
antu yang tidak tahu diri. Ternyata selama ini Ayahku tel
sayang!" t
ahku. Terlebih dulu ia menggunakan cel
n mendekati laci
l sebuah map dan men
titah
isi surat yang d
Andika. Rumah, kendaraan, semua lahan sawah dan
ndiri, saat melihat ada
Mas Andi telah menipuku. Menikahiku ternyata semata-mata karena silau dengan harta Ayah. Pantas saja, saat Ayah memintanya menikahiku, Mas Andi dengan cepat ta
ri ini kamu tidak berhak mene
t. Ingin rasanya aku menghaja
mua tidak sah!" uca
. Aku bisa melakukan apa saja yang aku mau. Aku terlalu c
n adalah penyakit. Penyakit yang mesti dibasmi dari muk
ak
an mendarat di p
erniat untuk kembali mena
lagi?" sanggah Mas
ak
parku, sehingga pipiku
dari kamar Ayah. Tidak sampai itu, a
diam. Ia menarik koperk
puan miskin," ucap Hana
dengan baiknya menyekolahkan kamu. Ayahku yang mengangkat harkat derajat kamu dan ibumu. Dulu kalian sangat miskin, tapi Ayahku ya
atapnya
t keluargaku dari jurang kemiskinan. Tapi itu Ayahmu, bukan kamu
n rasanya aku menampar mulut
agi? Sana per
tpun rasa kasihan terhadapku. Mereka tidak punya hati, d
gan rumah. Rumah yang menjadi saksi hidupku dari mulai aku
k yang melihatku dengan tatapan heran. Ada
aku terus berjalan melewati mereka. Aku berjalan dengan ta
n sudah keluar dari kampungku, dan kini
i? Ujian apa yang Engkau berikan kepada ha
ali. Tubuhku, tubuhku terasa melayang.
terasa pusi
uk
a menja