DENDAM INDRIANA
Hana, sembari memegangi pipinya menah
ya menumpang dan kerja. Jadi kamu bersikaplah sewajarnya, selayaknya anak Ibu yang seor
atmi sangat sedih melihat tingkah anaknya yang seperti ini. Hana yang dulu, Hana yan
adi nyonya, tanpa harus capek-capek menjadi art. Aku sudah bosan hidup
hon, Nak, kembalikan semua harta Non Indri. Tolong, kamu juga bicarakan masalah ini sama Andi. Kamu bujuk And
timpal seseorang yang
dan Hana mel
ni anak tangga. Namun bukan itu yang mencuri perhatiank
rahangku mengeras saat d
itu memakai pakaian Aya
amu Tuan. Dia calon Ibu mertua kamu, loh
Hana menyebut bahwa Mas Andi adalah calon su
mereka. Pasangan selingkuh
mu mau menikah sama pria ini? Tidak, Ibu s
at bersitegang denga
h, aku mundur dan menyelinap naik ke atas. Berusaha sebi
l ponsel dan uang cash beserta kartu ATM y
ak ingin mereka mengetahui aku ya
ku girang, saat menemukan ponselku yang terny
lam laci. Tidak sampai disitu. Aku pun mengambil ijaz
sibuk bersenang-senang atas kemenangannya. Maksudku, kemenangan sementara. Lihat saja,
arku. Aku melihat Bi Ratm
Kenapa Bi Ratmi bisa jat
hku ke dalam baju, uang dan ponsel ke dalam saku, dan tas, aku sengaja menar
pa?" tanyaku men
Baru nyadar kalau art i
anyaannya. Aku membantu
ini, dibanding Ibumu sendiri yang sudah susah payah melahirka
dengan perkataan Bi Ratmi. Nam
menoleh k
ak mau berada satu atap dengan anak yang tidak tahu diri
Sekarang kita rayakan pencapaian terbesar kita. Akhirnya kita bisa hidup bahagia berdua dengan g
membenciku? Bukankah kemarin kami berdua sudah menikah? Otomatis aku juga tidak akan m
Bi Ratmi selesai me
dalam kamarnya, dan b
isikku di sebelah
pun, Bi ada ular. Aaaak ular!" teria
mana
tidak terkecu
aik ke lantai atas,
rlari ke b
itu bahaya!" t
engambil tasku yang se
. Sengaja aku teriak ular, biar bisa mengalihkan perhatian mereka. Aku tahu, Mas Andi ta
rti. Kami berdua keluar dari rumahku, dengan m
n Indri mau pergi kem
n mau pergi kemana. Aku bingung mest
ulang ke rumah Bibi. Kita tinggal berdua
n, kemana aku harus pergi. Kebetulan, suami Bi Ratmi sudah
ita cari bus dul
angkot, dan berangka
mi langsung menaiki bus jurusan
. Seandainya Ayah masih hidup, dan tahu sifat asli Mas Andi dan Hana. Mungkin kehidupanku
p tanganku, menc
ali lagi kepada Non Indri. Hanya masalah waktu kita tidak tahu. Berdoa, usaha, hanya itulah yang bisa kita lakukan sekarang." Bi Ratmi terus me
hkan. Akhirnya kami sampai di sebuah
alam bus, kemudian berja
apa tuh yang data