DENDAM INDRIANA
ndri ... ba
il namaku. Aku membuka mata, dan mendapati
ngedarkan pandangan,
sa pingsan disini? Kenapa Non bawa-bawa koper? Non mau kemana?" tany
tmi,"
pala dan perut. Rasanya aku lapar dan pusi
?" tanya Bi
i Ratmi. Kemudian ber
ahat terhadapku. Dan aku yakin, Bi Ratmi juga pasti terlibat dengan masalah ini. Aku harus berjaga-jaga,
napa Non seperti ini?
ertanyaan kepadaku. Tapi aku belum
u seraya berdiri, walaup
umunan itu. Kemudian mela
," panggil
atap lurus ke depan, tak ingin sampai Bi Ratmi mengeja
t langkahku ta
s pergi kemana?" ba
tung
dicekal dan membuat
ta Ayahku. Sana Bibi puas-puasin bersenang-senang diatas
iatas penderitaan Non? Apa-apaan ini, Non? Saya tidak mengerti dan saya tidak akan melakukan itu. Apa alasan saya
wajahku yang
panku. Bibi pasti sama saja deng
an dahi, dia menatap
ibi minta penjelasan, apa yan
ju tempat duduk di warung koso
a duduk, Bi Ratmi
lahnya? Kenapa Non bisa bicar
an apakah dia sedang berakting atau dia me
. Siapa tahu Bibi bisa bantu
, dan kemudian men
rumahku sendiri
tnya. Aku menatapnya, dan bisa melihat, Bi R
enapa Bibi ter
di rumah sudah habis. Makanya dari pagi sekali, Bibi pergi ke pasar. Tolong jelasin, ada apa
nologis tentang masalahku. Dari mulai aku dibangunkan Mas Andi jam 03
p Non Indri. Padahal, Non Indri sama Pak Yudha begitu baik kepadanya. Sampai-sampai Pak Yudha rela menampung dan menyek
atanya. Bi Ratmi sangat sedih, dan sangat
Ratmi, berusaha s
idak percaya kepada Bib
embalas ra
idik Hana, sampai dia tega melukai perasaan orang yan
alah Hana dan Mas Andi. Maaf jika saya bicar
mau minta penjelasan kenapa dia bisa bersikap rendahan seperti itu. Pokoknya Bibi har
anjang belanjaannya yang berisi sa
lu pikiran Bibi. Menghadapi mereka h
li ke rumah Non. Bibi akan meminta Hana untuk mengembalikan semua harta Non Indri. Mung
Bi Ratmi memohon kepada Hana, Hana akan lu
krucu
perutku karena
lapar?" tan
elum sempat sar
saja wajahnya pucat," ucap Bi Ratmi
ngku ada di kamar. Ponsel juga ketinggalan di atas nakas. I
Ratmi menuntunku menuju pedagang n
ni, ya! Nggak apa-apa
rima kasih, aku sudah
a porsi nasi uduk. Lalu aku
. semoga Hana mau mendengarkan ucapan Bibi," a
Ratmi menyetop mobil angkot
terkenal sangat terpandang dan begitu disegani. Beliau orang baik, orang dermawan. Bibi nggak rela kalau semuanya jatuh kepada orang yang salah.
da kami bertiga. Aku, B
mudahnya percaya dengan tipu muslihat Mas Andi yang licik itu. S
da di depan gang rumahku. Kami berdua turun dan berjalan
Bi Ratmi berjalan duluan masuk ke dalam rum
teriak Bi Ratmi
i Ratmi lagi yan
da tamu juga ternyata. Nggak malu, ya? Sudah diusir masih berani menginja
ri? Kenapa kalian berdua lancang merebut semua harta Non Indri? Ibu mohon,
i. Mulai sekarang, Ibu adalah Nyonya besar di
ak