My beloved lecturer
iversitas terbaik di Ibu kota, Universitas Bakti Bangsa. Sebuah Universitas ternama yang sangat terkenal dan juga begitu di se
berdiri di depan kelas. Pria tersebut merupakan seorang dosen pengisi mata kuliah Bahasa Inggris,
ujian untuk evaluasi, saya ingin tau seberapa jauh yang telah kalian pahami dari materi y
ebut secara serempak. Materi telah usai, mereka se
ggalkan ruangan tersebut. Pergerakan para mahasiswa dan mahasiswi tersebut terhent
enak tertegun ketika Mr.Lucas memanggil namanya
r?" sah
tar! Ada hal yang ingin say
ak merasa cemas. A
sir," sa
ruangan tersebut, kemudian di s
ah Airin. Dia adalah Maura, gadis dengan rambut sebatas bahu yang tak kalah cantik dari Airin itu tidak lain a
ai gue," sahut Airin. Airin sendiri menyadari bahwa
menganggukkan kepalanya. Sementara Air
rin sembari mengetuk p
rlahan memutar handle pintu ruangan tersebut, d
Airin mengangguk. Dia kemudian duduk d
a maksud saya memanggil kamu
aya Sir?" tanya Airin
i Airin," sa
kamu akhir-akhir ini sangat memperihatinkan. Selain itu kamu juga terlihat kurang fokus saa
ahwa akhir-akhir ini nilai saya mema
ada masalah Airin
ya masalah ibu saya
erti ini. Kamu seharusnya tidak boleh membiarkan masalah yang kamu hadapi
jika kamu terus seperti ini saya khawatir kamu tidak akan lulus dalam ujian tersebut. Jadi saya harap belajarlah
a otomatis kamu juga tidak bisa lulus tahun ini dan kamu harus mengulangnya lagi.
ai kamu Airin! Cobalah untuk fokus. Bila perlu kam
rusaha agar nilai saya
il ujian kamu tidak mengecewakan. Saya tidak mau kamu mendapat nilai D atau K lagi. Bahkan C pun jangan! S
gin saya sampaikan. Kamu bi
n Mr Lucas. Namun raut wajahnya tampak suram bagaikan lang
" umpatnya ke
bahu itu rupanya sudah menunggu Airin se
nghela nafasnya panjang sembari melangkah dengan langkahnya y
t nilai gue. Dia bilang akhir-akhir ini ni
e segera membaik. Kalau enggak, gue bisa enggak lulus tahun ini d
paruh waktu?" tanya M
ama studi lo dulu!Kayaknya lo terlalu banyak kerja sampe lo nggak bi
gue sangat membutuhkan pekerjaan ini? Jadi gue engg
a enggak mau kan kalo sampe harus ngula
gue. Gue pasti bisa kok memperbaiki nilai gue tanpa gue harus ber
n," sah
a, ponsel Airin tiba-tiba berdering di dalam tasnya. Airin merogoh ke dal