icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

The Syndrome: Diperkosa Setan

Bab 2 Lelaki Misterius

Jumlah Kata:1152    |    Dirilis Pada: 11/08/2023

Dada kembang-kempis. Merupakan reaksi yang wajar jika seorang manusia mengalami ketakutan. Momen menjijikkan

otot mengeras seolah sesuatu akan keluar dari sana. Tidak mungkin dia bisa melihat m

pikir yang dialaminya tidaklah nyata. Itu hanya ilusi semata dengan serangkaian proses yang tentu tidak dia ketahui sehi

n sesuatu yang lebih buruk. Meskipun sakit terasa di kaki dan tangannya akibat jerat

kinan dia bisa saja terluka. Daripada harus menerima sesosok makhluk asing memperkosanya

erhasil keluar dari tenggorokan

ras yang membuat tenaganya berkurang saat melakukan perlawanan. Makhluk itu justru mencengkeram lehernya, lalu me

an menjauh dari tubuhnya. Yang dilihatnya hanya punggung sang

ama Tuhan, tetapi terlambat karena bubur tak dapat diubah kembali menjadi

mpuni dos

I

as; berguling ke kiri dan kanan tanpa merasakan sakit di tangan dan kaki. Matanya merayapi bagian tangan dan kaki, dia telah terlepas sepenuhnya dari kain yang menjerat. Sebetulnya tidak

meriksa pakaian yang telah compang-camping dan robek di mana-mana. Saat mengingat kembali kejadian itu, air mata menganak sungai. Memangnya sia

na tak asing dengan jubah hitam di sana. Dia kemudian meraihnya, terlebih topeng yang tampak mengerikan dengan bentuk mata

ncarimu! Aku janji. Kamu iblis keji yang merenggut

dari gubuk reyot. Yang tersisa dalam dirinya hanya kesedihan dan

ahkan oleh kenyataan. Dugaannya benar-benar meleset. Dia tak tahu berada di mana. Sekeluarnya

aki membawanya, dia tetap berusaha keluar dari hutan tersebut. Sayangnya, matahari kembali berg

Apa yang terjadi? Kenap

itemukan. Mau tidak mau, dia harus mencari tahu. Kehidupan normalnya kini hanyalah

da mata yang tak sedetik pun dapat membuka. Pikiran lelah, h

pohon yang patah. Sang empunya berdiri tegap menatap Sintia yang terpejam.

laki mengenakannya, begitu pun dengan jubah itu. Sintia tak kunjung sadar

dunia malam yang disukainya ternyata dapat membawa menuju masalah yang rumit. Setidak-tidaknya dia jadi tahu, atau mungkin menuju proses kesadaran bah

I

dengan tempo pelan. Asalnya dari ruangan sebelah yang gelap gulita. Meskipun tak memi

sudah lama tak diisi. Tak lama kemudian, suara perut menjadi penanda: dia lapar. Tenggorokan kering, bibir pecah-pecah, rambut acak-acakan. Dia harus mendapatka

sik yang bisa membuat orang misterius tidak menyadari jika dia sedang menuju ke ruangan gelap itu. Meski begitu, tak bersuara pun tidak menjamin orang tersebut tidak menyadari yang dilakukan Sintia. Seperti yang dia

aannya. Akan tetapi, pemikiran itu segera terbantah saat sebuah tangan membekap mulutnya dan satu tangan lain menutup matanya. Jelas tidak

Jangan

kosanya, melainkan manusia berhati setan. Entah siapa, tetapi suara itu terdengar

, menerobos dari sela-sel

Jangan m

I

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sintia2 Bab 2 Lelaki Misterius3 Bab 3 Kuasa Tuhan4 Bab 4 Gubuk Reyot5 Bab 5 Lelaki Berhati Iblis6 Bab 6 Memberi dan Menerima7 Bab 7 Psikopat Sinting8 Bab 8 Stevano Erlangga9 Bab 9 Seratus Sembilan Perempuan10 Bab 10 Peti Mati Hitam & Jurnal Stevano11 Bab 11 Sebuah Tempat di Masa Lalu12 Bab 12 Pertemuan Pertama13 Bab 13 Hadir yang Selalu Hadir14 Bab 14 Nikmat atau Sengsara15 Bab 15 Lari dari Cengkeraman Stevano16 Bab 16 Psikopat Sinting yang Doyan Membunuh17 Bab 17 Cinta dari Tuhan18 Bab 18 Segala yang Berubah19 Bab 19 Perasaan Stevano20 Bab 20 Ungkapan Stevano21 Bab 21 Keinginan22 Bab 22 Secercah Kasih Sayang23 Bab 23 Bagian dari Pengorbanan24 Bab 24 Menjadi Korban25 Bab 25 Terjepit Nafsu26 Bab 26 Kalang Kabut27 Bab 27 Jalan Kematian28 Bab 28 Malaikat Penyelamat29 Bab 29 Singgasana Keikhlasan30 Bab 30 Aku Milikmu31 Bab 31 I Miss You32 Bab 32 Hari Kebangkitkan33 Bab 33 Psikopat Romantis34 Bab 34 Momen yang Terdamba35 Bab 35 Orang Bertopeng36 Bab 36 Dilingkupi Kehangatan37 Bab 37 Bara Menyala38 Bab 38 Musuh yang Sejati39 Bab 39 Menaklukkan Iblis dalam Diri40 Bab 40 Kebiadaban Masa Lalu41 Bab 41 Kematian yang Tak Pernah Diharapkan42 Bab 42 Belajar Berkekasih43 Bab 43 Mengakhiri Penderitaan44 Bab 44 Senyuman yang Sirna45 Bab 45 Mempertahankan Cinta46 Bab 46 Sebelum Hukuman Dijatuhkan47 Bab 47 Harapan untuk Hidup Bersama48 Bab 48 Menuju Kebahagiaan yang Sebenarnya49 Bab 49 Pulang50 Bab 50 Kehangatan yang Berbeda51 Bab 51 Imitasi52 Bab 52 Konfrontasi53 Bab 53 Melawan Rasa54 Bab 54 Alternatif Ending 1