icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

The Syndrome: Diperkosa Setan

Bab 5 Lelaki Berhati Iblis

Jumlah Kata:1589    |    Dirilis Pada: 11/08/2023

inta pertolongan. Seolah-olah dia sedang melihat malaikat penyelamat yang datang dari doa-doa yang sebenarnya telah tanggal sejak amat sangat lelah menghadapi detik-detik kehancuran. Secara

membusuk di tempat itu. Sintia tidak ingin menyelamatkan diri sendiri. Setidak-tidaknya dia harus melakukan sesuatu. Perasaan tak enak hati

arapan untuk sebuah keselamatan. Dia tahu seperti apa rasanya di

n kesedihan yang didorong empati dengan tingkat paling tinggi. Wanita b

litan untuk menentukan pilihan.

ku harus

putih itu kembali menghentikan. "Lelaki itu," kata

i yang dimaksud wanita berpakaian putih itu adalah orang misterius yang telah menelanjangi h

ebaskanmu. Tun

tersebut untuk digunakan? Dia bahkan bukan manusia super yang dapat membengkokkan besi dengan mudah. Sintia mengedarkan pandangan ke sekitar sambil berusaha mencari sesuatu yang dapat digun

rang itu belum masuk ke gubuk. Wanita yang berusaha dia selamatkan itu pun terlihat sangat

i balik debu dan kotoran yang menempel di wajah mereka,

membenturkan batu ke rantai besi paten berkarat. Sedikit pun tida

menelusup dalam benak. Dan seketika segala pikiran buruk menghampiri. Sintia memeluk wanita itu, kemudian berangsur-angsur mundur hingga punggungnya mentok pada dinding. Sesungguhnya, tak a

a lelaki itu. Sintia berusaha menelan semua rasa takut. Dia memang harus melawan jika ingin bebas dan mendapatkan kembali kehidupan normalnya. Jika t

wajah bengis yang dibuat-buat hanya untuk menakut-nakuti lelaki di depannya. Matanya membelalak. Nap

elera humornya terlalu rendah untuk seorang manusia kejam. Atau mungkin juga dia hanya berpura-pura tertawa untuk memuaskan dirinya sendiri, dan j

tanya makin awas. Dia mendekap

rtanyaan basi. Tida

ari kehendak atau mungkin hatinya yang tak setuju melakukan hal itu. Bukannya hal wajar melakukan perlawanan jika dalam keadaan terdesak? Dia sedang teranca

pa? Ayo, lempar saja kalau kamu bisa melakukannya,

sabar melihat lelaki itu bercucur cairan kental. Bisa d

elaki itu. Dia tak lupa dengan semua hal yang lelaki itu lakukan. Hanya saja, kata hati kecilnya: dia tidak bisa membalas dendam dengan amara

nyak kemungkinan yang tidak bisa dia kendalikan dalam pikiran, batu terlepas. Dendam tak bisa dia balas

ehilangan kesucian. Lelaki itu yang merampasnya, menjebol gawang pertahanan Sintia, lalu menyisakan luka perih yang tertanam di kedalaman hati

i dengan harapan tepat mengenai sasaran. Sayang, harapan itu kandas. Mungkin karena wanita itu tak punya banyak tenaga. Bahkan untuk berd

ena angin bertiup kencang. Raut wajah wanita itu berubah kecewa. Nasibnya begi

elaki itu mencekik leher merek

katanya. "Seharusnya kalian bersyukur karena

nggunakan hatinya untuk mengambil keputusan yang salah. Kebaikan hatinya tidak digubris lelaki itu sedikit pun. Sintia betul-betul sadar dengan kebodohanny

pas

Bau kalian menjijikkan!" katanya sambil

adaan. Tanpa pikir panjang, dia mengangkat kayu tinggi-tinggi, dan diayunkan satu per satu ke kepala kedua perempuan itu tanpa belas kasihan. Me

pasangkan cukup berkarat dan sulit terpasang. Memakan banyak waktu sehingga Sintia lebih dulu sadar. Dia membuka mata, menemukan lelaki itu sedang berusaha membelenggunya sebagaimana perempuan berbaju putih. Karena tidak ingin ketahuan, dia menyetabilkan napas, s

terius, dia seolah tersihir dengan ketampanan yang tiada tara. Tak menyangka seseorang yang berbuat kejam layaknya setan itu adalah pria bermata kuning setajam elang. Juga dengan

selang lama, lelaki itu mendorong, lalu menekan kepala Sintia ke dinding. Dia bermaksud agar Sintia

a? Masih banyak sekali pertanyaan lain yang tentu belum dapat Sintia temukan jawabannya. Mungkin tak hanya Sintia yang menjadi sasaran kejahatan lelaki itu. Bisa jadi masih banyak lagi yang menjadi korban dan berada di te

!" teriak Ste

I

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sintia2 Bab 2 Lelaki Misterius3 Bab 3 Kuasa Tuhan4 Bab 4 Gubuk Reyot5 Bab 5 Lelaki Berhati Iblis6 Bab 6 Memberi dan Menerima7 Bab 7 Psikopat Sinting8 Bab 8 Stevano Erlangga9 Bab 9 Seratus Sembilan Perempuan10 Bab 10 Peti Mati Hitam & Jurnal Stevano11 Bab 11 Sebuah Tempat di Masa Lalu12 Bab 12 Pertemuan Pertama13 Bab 13 Hadir yang Selalu Hadir14 Bab 14 Nikmat atau Sengsara15 Bab 15 Lari dari Cengkeraman Stevano16 Bab 16 Psikopat Sinting yang Doyan Membunuh17 Bab 17 Cinta dari Tuhan18 Bab 18 Segala yang Berubah19 Bab 19 Perasaan Stevano20 Bab 20 Ungkapan Stevano21 Bab 21 Keinginan22 Bab 22 Secercah Kasih Sayang23 Bab 23 Bagian dari Pengorbanan24 Bab 24 Menjadi Korban25 Bab 25 Terjepit Nafsu26 Bab 26 Kalang Kabut27 Bab 27 Jalan Kematian28 Bab 28 Malaikat Penyelamat29 Bab 29 Singgasana Keikhlasan30 Bab 30 Aku Milikmu31 Bab 31 I Miss You32 Bab 32 Hari Kebangkitkan33 Bab 33 Psikopat Romantis34 Bab 34 Momen yang Terdamba35 Bab 35 Orang Bertopeng36 Bab 36 Dilingkupi Kehangatan37 Bab 37 Bara Menyala38 Bab 38 Musuh yang Sejati39 Bab 39 Menaklukkan Iblis dalam Diri40 Bab 40 Kebiadaban Masa Lalu41 Bab 41 Kematian yang Tak Pernah Diharapkan42 Bab 42 Belajar Berkekasih43 Bab 43 Mengakhiri Penderitaan44 Bab 44 Senyuman yang Sirna45 Bab 45 Mempertahankan Cinta46 Bab 46 Sebelum Hukuman Dijatuhkan47 Bab 47 Harapan untuk Hidup Bersama48 Bab 48 Menuju Kebahagiaan yang Sebenarnya49 Bab 49 Pulang50 Bab 50 Kehangatan yang Berbeda51 Bab 51 Imitasi52 Bab 52 Konfrontasi53 Bab 53 Melawan Rasa54 Bab 54 Alternatif Ending 1