icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Syndrome: Diperkosa Setan

The Syndrome: Diperkosa Setan

icon

Bab 1 Sintia

Jumlah Kata:1368    |    Dirilis Pada: 11/08/2023

erbenam. Makna dari lenggak-lenggok tubuhnya saat mengikuti irama musik bising di

ahkan itu. Dia akan terus bergerak hingga pagi dan kelab tutup. Jika hanya untuk beristirahat, paling-paling saat

a, para lelaki berkerumun mengelilingi. Ada enam pria yang siap memb

baru saja gajian, uangku banyak.

Sintia tak bermaksud memberikan kemolekan tubuhnya, meskipun dengan iming-iming uang yang banyak. Untuk apa? Uang bisa dia cari dengan bekerja. Toh, dia itu model. Satu kali pemotretan, bisa dapat uang. Sayangny

u, nggak, kalian?" kata S

anya berusaha menggertak agar para le

ila?! Sudah seperti artis pa

uli kalian mau atau ngga

a mengincar Sintia, ingin menikmati tubuh yang kata orang mirip gitar spanyol itu. Kenyataannya, b

g lain, terutama si lelaki berambut keriting yang sekian tahun hanya bisa menelan saliva saat memandangi tubuh Sintia yang dibalut pakaian terbuka: gaun tanpa lengan di atas lutut, menampilkan putih bersi

epala merasa ditimpuk batu raksasa. Karena itu, dia memilih p

al datang di kelab. Atau mungkin juga efek memikirkan keuangan yang semak

an waktu lama. Maling pun tidak mungkin karena dia tidak ahli melakukannya. Dirinya yang lain memberikan satu pilihan, yaitu menjual

a mengingat mitos yang selalu dibicarakan teman-temannya mengenai pohon tersebut. Temannya pernah bercerita bahwa pohon beringin yang t

dia tidak membawa kemenyan dan persembahan lain untuk digunakan memanggil penunggu pohon te

dia kenakan. Dia menarik napas dalam saat tiba di pohon, lalu menatap bagian atas pohon yan

h meminta bantuan pada pohon. Dia nyaris berpikir telah menjadi dungu karena uang. Bahkan dia sadar, di kondis

taran rasa takut yang mulai datang, Sintia memulai komunikasi den

an keinginan semua orang. Gimana ca

si. Jika dia seorang pemanah, dia lebih suka menembak

mbai-lambaikan cabang dan ranting. Sintia mulai mengulang pertanyaan, bahkan sampai tiga kali berturut

ohon bisa mengabulkan permoh

sap itu mengalir, meliuk-liuk tertiup angin, seolah-olah melawan hukum alam: tak ada asap bila tak ada api. Dia mencoba berpikir dari mana

a kering, sekarang justru basah lagi. Mata sipit Sintia membelalak. Yang bisa dilakukannya hanya

k sabar melihat akan jadi apa asap itu. Prosesnya berlangsung cukup lama. Suasana kelam semakin pekat setelah sebua

tangan, tetapi dia merasa tak mampu seolah ada yang mengikat dengan jerat yang susah dilepaskan. Dia jadi sadar dengan posisinya saat ini: tidak terasa be

t kembali, tetapi benar dugaannya bahwa dia sedang berbaring di sebuah ranjang kayu tua dengan tangan yan

LON

am itu, dia berpikir tidak seharusnya berada di sana. Dia harus

atuk-batuk dan mual. Sintia jadi tak bisa berteriak. Lalat-lalat dan kec

Sintia semakin lirih karena bau

k dapat dipercaya, tetapi sensasi itu nyata dan benar adanya. Tampak jelas di bola mata. Makhluk itu berhenti setelah berada di depan ranjang. Suara Sintia mendadak hilang saat makhluk itu mengangkat kepala, dan te

a sebelumnya, makhluk itu menungganginya seolah-olah kuda. Apa yan

ikat di ranjang. Namun, erat dan sangat keras. Bahkan semili pun di

.. pa

Makhluk itu seolah-olah singa buas yang berhasil menangkap mangsa. Sintia adalah mangsanya. Yang dii

I

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sintia2 Bab 2 Lelaki Misterius3 Bab 3 Kuasa Tuhan4 Bab 4 Gubuk Reyot5 Bab 5 Lelaki Berhati Iblis6 Bab 6 Memberi dan Menerima7 Bab 7 Psikopat Sinting8 Bab 8 Stevano Erlangga9 Bab 9 Seratus Sembilan Perempuan10 Bab 10 Peti Mati Hitam & Jurnal Stevano11 Bab 11 Sebuah Tempat di Masa Lalu12 Bab 12 Pertemuan Pertama13 Bab 13 Hadir yang Selalu Hadir14 Bab 14 Nikmat atau Sengsara15 Bab 15 Lari dari Cengkeraman Stevano16 Bab 16 Psikopat Sinting yang Doyan Membunuh17 Bab 17 Cinta dari Tuhan18 Bab 18 Segala yang Berubah19 Bab 19 Perasaan Stevano20 Bab 20 Ungkapan Stevano21 Bab 21 Keinginan22 Bab 22 Secercah Kasih Sayang23 Bab 23 Bagian dari Pengorbanan24 Bab 24 Menjadi Korban25 Bab 25 Terjepit Nafsu26 Bab 26 Kalang Kabut27 Bab 27 Jalan Kematian28 Bab 28 Malaikat Penyelamat29 Bab 29 Singgasana Keikhlasan30 Bab 30 Aku Milikmu31 Bab 31 I Miss You32 Bab 32 Hari Kebangkitkan33 Bab 33 Psikopat Romantis34 Bab 34 Momen yang Terdamba35 Bab 35 Orang Bertopeng36 Bab 36 Dilingkupi Kehangatan37 Bab 37 Bara Menyala38 Bab 38 Musuh yang Sejati39 Bab 39 Menaklukkan Iblis dalam Diri40 Bab 40 Kebiadaban Masa Lalu41 Bab 41 Kematian yang Tak Pernah Diharapkan42 Bab 42 Belajar Berkekasih43 Bab 43 Mengakhiri Penderitaan44 Bab 44 Senyuman yang Sirna45 Bab 45 Mempertahankan Cinta46 Bab 46 Sebelum Hukuman Dijatuhkan47 Bab 47 Harapan untuk Hidup Bersama48 Bab 48 Menuju Kebahagiaan yang Sebenarnya49 Bab 49 Pulang50 Bab 50 Kehangatan yang Berbeda51 Bab 51 Imitasi52 Bab 52 Konfrontasi53 Bab 53 Melawan Rasa54 Bab 54 Alternatif Ending 1