Menikahi Mantan Pacar Teman
nya. Indah. Seindah perasaan yang melingkupi dirinya saat ini. Padahal Mei sadar jika pernikahan yang akan di
guk, menerima lamarannya dalam mobil. Dan Juna membelikan cincin indah ini untuknya.
ng-kenangan. Cincin itu biasanya gue pakai di kelingking setiap kali gue lagi cemas. Ide lamaran kem
cemas? Makanya datang ke res
ku Juna seraya
much?" Mei memutar-mutar cincin Ti
doang mah nggak ada apa-apanya dibanding harga diri
ang lu kata? Se
n ini bahkan jauh lebih maha
t gue banyak. Apalah ar
arakan uang sejuta-dua juta saja. Mei terdiam dan menoleh
kalau gue ternyata lebih ganten
awa lirih. "Tetap aja lu kalah dari Kevin karena Raya lebih
no no. Jangan dilepas! Never," cegahnya begitu melihat Mei sedang mem
ut pakainya," kata Mei s
ngnya jadi tak biasa. 'Jangan gigitin bibir kayak gitu bisa nggak sih, Mei ...,' desahnya d
t sih, memangnya cincinnya b
hit. Lalu gadis itu tersentak kala menyadari sesuatu. "Eh, Jun ..., kan tadi gue bilang mau nebeng sampai p
gue anterin ajalah. Nanggun
dari
pernah main ke sana lagi. Gue dulu sering lihat kok, lu suka jogging di sekitar komplek. Gue juga ngeliat lu kecebur parit gara-g
itu 10 tahun lalu. Sebelum dijual karena orangtuanya bangkrut dan meninggal. Meninggalkan utang
lama pin
asi rumah Mei, apa masih di sana atau tidak. "Eh, ... sorry .
ai mobil jam-jam segini. Macetnya sinting, bisa bikin lu gil
i, M
iasa naik
*
sepasang anting yang selama ini melekat di telinganya. Mei tahu, pelakunya tak lain tante Dilla. Namun Mei memilih diam karena menghindari keributan dan pilih mengikhlaskannya saja. Teta
alik dengan ibu Mei yang lemah lembut dan penyayang. Membuat Mei banyak menangis saat awal-awal tinggal di rumah ini, karena sikap si tan
Dia kan keponakanmu sendiri. Dia bahka
ayang. Aku hanya mendisiplinkannya, biar dia nggak manja tinggal di sini. Mulai sekarang dia harus terbiasa ba
ahan karena keterbatasan ekonomi. Meski Dita sangat baik dan kerap berbagi, namun Dilla telanjur iri terhadap kakaknya s
tinggi juga,' pikir Danu saat Dilla bilang kepadanya ingin mem
aan, Dilla lekas memanggil Mei dan mengajaknya bicara empat mata. "Baguslah kau sudah bekerja sekarang.
Mei gemetar melihat tabel rincia
-pura lupa. Kau bahkan sampai bersujud di kakiku dan berjanji
..., 1
g darinya dengan bunga yang sangat tinggi. Tapi Mei tak menyangka jika si tante bakal bersikap sebagai seorang renternir juga kepadanya, keponakannya
punya uang se
kannya secara kontan. Tapi saat Tante b
rasa keberatan, tapi kepalanya
u," ucap Dilla sambil memeriksa catatan keuangannya. Dia butuh tambahan mo
mana Mei dapat uang
pinjaman ke bank itu gampang prosesnya.
pi, Ta
da tapi-
eperti orang gila. Mengumpulkan uang dem
*