Pengawalku Ternyata Seorang Dewa kehancuran
ah dikejar kematian. Dia hanya terus maju tanpa arah menembus semak belukar dan ranting pepohonan. Sebagai seorang putri yang ti
ggh
ang cukup kokoh. Pandangannya menangkap langit malam
yah
ba menstabilkan napas yang naik turun. Rasa perih teras
sini. Orang-orang biadab
lar ke seluruh tubuh gadis tersebut. Dia berusaha mendapatkan pijakannya kembali.
epan sebuah gua yang memancarkan cahaya. Awalnya ia cukup takut
rah cahaya yang menyilaukan membuatnya menyipitkan mata.
," gumamnya lemah sebelum a
*
erkenalkannya pada dunia. Entah benar seperti yang dia lihat, atau hanya sebatas halus
sia
karena tidak ada jawaban. Sampai lelaki itu mengerutkan dahi d
s. Rambutnya yang panjang dan tubuhnya yang atletis sungguh meman
k membeli pakaian? Dan yang lebih penting
riksa apakah ada seseorang selain gadis di depannya. Set
uga? Aku tidak melihatnya
a? Aku sudah mati, kan? jadi harusnya ka
akah petugas di akhirat benar-benar
belum mati. Apa kamu mayat
darah di pakaian yang ia kenakan. Tapi luka yang s
ang tidak memiliki luka. Mereka juga tidak mengenakan pakaian, dan sekarang ka
ah ke akhirat. Jadi aku tid
idak pernah ke sana? Berhentilah membuat
yang sangat dingin. Tubuhnya memang sepenuhnya sembuh t
. Bagaimana bisa aku tahu ayahmu dan mengantarkan kamu ke tempatnya. Ja
untuk meyakinkan ia masih berada di bumi. Dia menggaruk kepalanya ya
U
whh
ngis. Warna merah terlihat jelas di kul
nyentilku? Ini
hu? di akhirat kamu tidak
atapan kesal. Setengah sadar dia menyo
kamu tidak menggunakan pakaianmu?!" te
p tubuhnya yang sulit digerakkan. Bahkan jika dalam keadaan normal, seorang perempuan tidak bisa
ng apa?" Lelaki itu
membunuhmu sepuluh kali. Tidak! akau ak
ku hanya akan menyentuhmu jika sudah mendapatkan izin. Aku sudah mengatakan bahwa ak
? Kau pasti berbohong! Obat apa yang kamu masukan ke t
mu akan mengan
ngan jawaban lelaki itu melayangka
a aku tidak punya, apalagi hal-hal semacam itu. Kamu berbaring di balok es yan
n kebenaran?" Mata
resi santai. "Aku tidak be
yang bag
izin menyentuh
dengan kesal. "Aku akan mem
melakukan hal yang tidak senonoh. Apalagi ia baru saja mengi
enyum!" teri
ghapus ekspresinya dan ber
nya
ngok sebentar ke luar gua. Lalu mengali
n sesuatu. jadi, jangan keluar dan tetap
ebut hendak pergi, langkahnya
a a
ika hewan bu
i. Tenang saja, aku hanya sebent
nuhmu jika tida
h. Aku
menempel di atas gua ataupun yang berada di dasar, berangsur-angsur mencair. Tanya lalu memeriksa kondisi tubuhnya, dia mendapati ba
mustahil menemukan pakaian di hutan ini. Ba