BERKAH SECANTING BERAS
ntang-bintang yang gemerlapan. Di sudut dalam rumah yang sederhana dan teduh dua insan sedang berbicara serius tentang
makan yang sedikit rapuh, Mira menatap suaminya.
tidur." Farhan meminum kopi yang sebentar lagi habis itu.
n tangan suaminya. Ia hanya bertanya. Ia mengerti
k, kamu jangan dipikirkan. Karena kita punya Allah. Rezeki-NYA maha luas,
menghilang masuk ke kamar menyusul anak-anaknya untuk
**
iang. Jam di dinding baru menunjukan pukul setengah 5 pagi. Mira bergega
holat bersama suaminya. Di mana ia dan suaminya berserah diri ke keharibaan yang maha kuasa. Apapu
ahun ini. Telah menjaga dan mendidik anak-anak kita hingga mereka mau bel
mberikan apa yang kalian inginkan." Farhan meraih tangan istrinya l
s dari mulut suaminya. Ia lantas balas mencium d
iku sudah membuat ku bahagia. Begitupun dengan anak-anak, mereka bahagia bersama papanya yaitu kamu." Mira menatap mata suaminya dengan rasa yang tak bisa ia gambarkan. Baginya k
ri yang mengatakan bahwa Allah itu maha luas rezekinya. Yang kita lakukan hanyalah b
ah habis dan mas sama sekali tak memiliki uang." Farhan memijat keningnya karena bingung. Ia memang harus bekerja hari ini. Tapi bagaimana dengan an
kemarin di kasih Bude Sutiyah. Mira akan merebusnya nanti b
apakah rebusan ubi singkong itu cukup mengganjal
mah Uwak Marni. Jika sudah, Siangnya Mira suda
nggak tahu. Kenapa kamu
baju dan menggosok, terus kalau sudah selesai Uwak Marni langsung kasih upah. tak banyak sih, yang
malu sama kamu karena mas tak becus ja
mas. nggak ada niat apa-apa kok." Mira lantas menggenggam erat
**
angat sebagai pelengkapnya. Sisa ubi singkong, ia masukan ke dalam wadah sebagai bekal suaminya bekerja nanti. Bi
gi dilengkapi air teh hangat minuman kesukaan anak-anak mereka. Mira begitu haru, ter
. Ia tampak sudah siap pergi bekerja. Topi dan handuk kecil tergantung d
ekalnya. Hati-h
-anak aja." Farhan mengelus
da kok." Mira lantas memasukkan bekal
ya. Ade, kakak, papa perg
as keduanya serempak kemudian l
kerja. Mira mengantar su
ukan pukul 7 pagi. Saatnya ia mengantar Alea ke sekolah. Alea baru kelas 1 SD. Jarak sekolahn
tak ingin menyia-nyiakan kesempatan kerja untuknya. Hari ini Ia harus mendapatkan uang untuk makan. Ia tak ingin anak-anaknya kelaparan. Ia ta
mbah keasrian di tambah taman-taman yang dipenuhi bunga dan rumput hijau yang halus. Siapapun yang menginap di rumah uwak Marni pasti merasa betah. Karena dengan keasrian dan kebersihan
aminya serta satpam penjaga rumahnya seka
sambil tersenyum. Ia sudah berpakaian dinas
noel pipi Bian, uwak Marni lanta
kan, Mira?" Uwak Marni menunjukan bebera
a kok." balas Mira sambil
makanan buat Bian, di makan ya, sayang." ucap uwak Marni
mencuci sudah selesai." uwak Marni memberi
ana kalau nanti saja ya, upahnya." Mira menolak merasa tak enak hati
dah saya persiapkan di atas meja di sana," uwak Marni memberikan amplop tersebut dengan pak
ak apa boleh pulang. Di sana ada Mang Supri yang menjaga rumah."
u. Assalamualaikum." Uwak Ma
ra seraya memperhatikan kep
ebuah Amplop berwarna putih itu. Lantas ia membukanya. saat melihat isi amplop terse