BERKAH SECANTING BERAS
ra. Ia bergegas menghampiri ab
berdaya di dapur, di depan tungku kayu bakar tempatnya memasak. Di lihatnya abah baru saja selesai makan.
abah. Sambil menangis ia segera memangku kepala abah di pa
itu akhirnya membuka lebar, tubuhnya yang ringkih tinggal balutan tulang itu perlaha
." Mira menyebutkan namanya
anya terdengar pelan. Nam
a." Mira tersenyum mend
mudah untuk mengingat. Bahkan, abah Karjo masih bi
ntun abah Karjo sampai ke ruang tengah tempat biasanya abah istirahat.
segelas air putih. Kemudian ia membuka satu bung
ira menyodorkan sepiring nasi beserta lauk re
itu dengan tangan yang sedikit gemetar. La
daging tersebut. Melihat itu, Mira tersenyum. Lantas ia membelah potongan dagi
eperti kayak masih bayi."
sayang, abah sudah tua." Ucap Mira men
mandang abah yang sedan
an sabar. Abah lantas meletakan piringnya di atas meja keci
Nduk. Kamu sen
mput Alea pulang sekolah dan akhirnya mampir ke sini." ucap Mira menjel
uk sisi dipan mengisyaratkan pada Alea dan Bian untuk duduk d
mbelai lembut pucuk kepala Alea dan Bian. Mereka
bab anak-anaknya belum makan siang. Sebelum pulang, Mira memberi d
h." ucap Mira sambil memberikan dua kilo beras yang suda
a bersyukur mempunyai tetangga sebaik dan setulus Mira. Meski rumah mereka tidak ter
ak kita pulang." Ucap Mira kembali membimbing anak-anak
cucu." ucap abah seraya kembali me
Bian hanya mengangguk mengerti. Mendengar itu abah lantas langsung tersenyum bahagia. Ia sungguh meng
lamualaikum." Mira mengajak ana
s abah sambil memandang kep
ok Rusni, tak sengaja ia mendengar para ibu-ibu tetangga yang sedang
gi dapat uang minjam sama mbak Marni tuh." Terdengar s
g suka sekali membicarakan kehidupan orang lain. Namun, ia tak sadar dengan kehidupannya yang menyedihkan. Suami Bu Rina terkadang
tu. Jangan-jangan si Mira belanja itu hasil dar
a merasa panas. Ingin sekali ia menyumpal mulut Bu Ri
pulang ke rumah. Ia tak ingin mendengar lebih jauh lagi perkataan yang diucapkan Bu Rina untuk dirinya
ntuk suaminya mengingat suaminya hari ini tak membawa bekal nasi saat bekerja. Apalagi suaminya pulang terlalu sore. Tentu suaminya menahan lapar yang beg
a isi piringnya tandas tak bersisa. Sedangkan Alea, ia makan
" ucap Alea sambil membersihkan
rnyata masih ingat dengan perut papanya. S
a mengambil sisa beberapa potong daging dalam piring yang di sisak
bantu,
mani ade main aja ya." Mira mulai membereskan dapur. s
teringat perkataan Bu Rina yang memfitnah dirinya di depan para ibu-ibu. Rasanya Mira tak terima dikatakan seperti itu karena semua itu tidaklah benar. Namun ia ha
a, memijatnya dan curhat dari hati ke hati pada suaminya tentang apa yang ia jalani selama ha
rus bersaba