BERKAH SECANTING BERAS
seakan tak mampu menopang diri. Mulutnya tak mampu berucap apapu
gan perlahan. Saat sudah terbuka, di lihatnya ada beberapa lembar uang kertas berwarna merah. Mata Mira berkaca
uang kertas berwarna merah. Mira lantas langsung memeluk putra bungsunya Bia
ggulung Amplop tersebut kemudian menyimpannya dalam saku celana panjangnya. Bian
Marni ada mesin cuci. Namun ia tak ingin memakainya karena uwak Marni telah memberi upah yang menurutnya b
mnya beberapa menit. Lantas ia mencuci dengan tangannya hingga bersih. Ia merasa senang me
sebut di belakang rumah uwak Marni. Belakang rumah uwak Marni tidak begitu luas namun begi
dan kepalanya di atas meja. Tangannya di pangku atas meja untuk menjadi bantal pipinya. Melihat itu, Mira terharu. Sungguh anaknya itu pelipur lara hatinya sela
ok. Hanya baju kerja uwak Marni dan suaminya. Pekerjaan ini tak memakan waktu
ingin menyenangi anak-anaknya dengan hasil kerja kerasnya. Memasak masakan yang terbaik untuk suaminya. Sebab selama ini mereka jarang makan makanan yang enak seperti gulai atau Rendang daging. Mereka hanya satu tahun sekali makan gulai Rendang daging
uwak Marni. Tak lupa ia berpamitan pa
tnya Alea baru keluar dari ruang kelasnya pertanda su
yuk!" Mira mengajak anak-anaknya singgah ke w
a. Mira yang mendengar itu tersenyum. Ia mengerti maksu
an tentu lapar kan? Mama hari ini punya rezeki buat kalian." jelas M
llah," ucap Alea bahagi
kur. Di saat makan hanya ala kadarnya ia selalu be
ana!" Mira segera mengajak anak-a
Mira saat Mira sudah berada di depan warung. Ia melihat m
s, Mbak. lengkap dengan lauknya." Uca
u ya," ucap seorang pelayan wani
au lauk ap
ak." Jawab Mira sambil menunj
an semua pesanan Mira. Belum lima
yan sambil menyerahka
semuanya
puluh
arna merah pada pelayan warung tersebut. Kemudian pelayan terse
si dulu Mbak." pamit Mir
balas pelayan it
nenteng plastik hitam berisi bungkusan nasi. sambil menggendo
warung penjual daging. Ia membeli beras
ri oleh uwak Marni sebagai upahnya bekerja menc
mbah nasi bungkus Rp 60.000 Total semua Rp 189.000. sisa uangnya berarti tinggal
at. Namun semua itu tidak menyurutkan perasaan gembira mereka. Merek
erapa hari kemarin abah ke rumahnya meminjam beras. Mira berniat untuk sing
dah berpulang lebih dulu. Abah tidak memiliki anak bahkan sanak saudara pun tak punya. Ia dulunya adal
ea bingung melihat mamanya tiba-tiba berhenti di
putrinya dengan lembut. Ia tahu putrinya sudah mera
to
n pelan sambil mengucapkan salam. Namun tak terdengar suara s
sebut. Ternyata pintunya tak terkunci. Mira lantas mendorong pintu tersebut dengan pelan dan bergegas masuk ke dalam dengan hati-hati. Dicarinya abah di dalam ruang tengah. Di sana terdapat dip
pekik mira sambil be