Teman tapi Khilaf
i waspada, diambilnya guling yang ada di kasur untuk berj
ngat jelas pria tersebut memiliki akses masuk ke aparteme
kinan yang paling masuk akal mengingat apa yang hendak pria itu lakukan cenderung me
g nanya begitu. Kamu siapa dan kenapa
a melihat pemandangan sialan begini secara langsung. Selama ini ia terbias
pria itu sudah memiliki tubuh yang bagus, perutnya kotak-kotak bak roti sobek, ditambah lagi p
ya kamu siapa?"
takkan guling ke tempat semula karena sepertinya pria itu tidak ak
amu tem
masih ada perasaan syok denga
Sela. Padahal jelas-jelas Sela udah bilang hari ini sibuk banget banyak
ya benar kalau pria di hadap
pa. Kenalin ... ak
gaan Gisca! I
Sela sebebas ini. Pria bernama Saga ini jelas-jelas tadi hendak melakukan hal yang lebih d
lancang sama kamu," tegas Saga. "Andai tahu ada teman Sela
dan Saga tidak punya maksud berbuat tak senonoh padanya. Untuk itu, Gis
a tidak terpesona pada ketampanan Saga. Namun tentu saja ia
, Gis!
i teman yang tidak tahu diri. Sekalipun hany
engar apa yan
ca seketika
Gisca melamun di
ti ini murni ketidakse
n terjadi ... itu ke
ghentikan pembicaraan mereka. Rupanya itu berasal dari pons
" guma
pa ia jadi deg-degan berlebihan, padahal ini mu
il kausnya kemudian menjauh dari Gisca. Pons
a Saga pada Sela di
udah bilang hari in
kah?" Saga berkata setenang mungkin. Seolah tidak terjadi
lagi kedatangan tamu. Teman sekampu
gatku kemarin ngga
pan, yang pasti jangan datang dulu. Ak
manya Gisca,
Hampir aja aku mau istirahat tidur s
ah aku tutup dulu ya, Ga.
g. Semangat
ya, Saga langsung menoleh pada Gis
yang Saga katakan pada Sela di ujung telepon sa
u bohong?"
ponselnya ke dalam saku celananya. Ia juga yang semul
nya jadi panjang
am
rlepas kalau itu kecelakaan," jawab Saga. "Baik, kita memang nggak ngapa-ngapain, tapi tetap aja ... bahaya kala
tetap saja bagi Gisca ada yang meng
berantem. Itu sebabnya aku bilang hampir mau datang ke sin
mun, entah kenapa ia malah jadi tidak enak sendiri, seper
ggak terjadi apa-apa di antara kita," kat
ti Sela yang memberi t
bisa menebak segala sesuatu yang akan terjadi." Saga lalu mengulurkan tangannya, "Meskipun kita barusan udah sali
erima uluran tangan Saga
a. Entah kenapa firasatnya mengatakan agar dirinya jauh-jauh dengan pria tampa
k mungkin di sini terus sampai dia pulang, kan?" tanya Gi
, kok. Tapi sebelumnya m
n silakan,"
mar terus, kan? Soalnya aku mau pa
ah tingkah sendiri. Ia lalu cepat-cepat
adalah hari
*
ga pulang. Gisca yang baru saja mencuci piring bekas mak
ukan Saga-nya yang ia ingat, melainkan kejadian yang
i yang menentukan diterima atau tidaknya Gisca, untuk itu Gisca akan berusaha lebih fo
menyamping, ia merasa ada sesuatu yang mengganjal pahanya. De
ambilnya, yakni sebuah dompet pria berwarn
galan. Astaga ... bagaimana jika iya bah
sudah balik lagi untuk mengambilnya karena pria
dompet terbuka, sebuah kertas yang dilipat cukup besar dan sengaja diselipkan
lancang aku bawa dompetmu. Jadi untuk sementara kita bertukar dompet
ing-masing. Lebih cepat lebih baik. Segera hubung
S
balik kertasny
kalau ketampanan Saga digunakan untuk ha
lakukan hal itu? Ah, pokoknya Gisca me
mpetnya yang disimpan dalam handbag-nya. Gisca juga baru menyadarinya sekarang kare
mustahil. Firasat Gisca jadi semakin buruk.
n Saga hari ini, seharusnya menjadi a
a Gisca terpaksa akan ber
arnya apa yang S