icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Teman tapi Khilaf

Bab 2 Jebakan Permulaan

Jumlah Kata:1484    |    Dirilis Pada: 16/07/2023

i waspada, diambilnya guling yang ada di kasur untuk berj

ngat jelas pria tersebut memiliki akses masuk ke aparteme

kinan yang paling masuk akal mengingat apa yang hendak pria itu lakukan cenderung me

g nanya begitu. Kamu siapa dan kenapa

a melihat pemandangan sialan begini secara langsung. Selama ini ia terbias

pria itu sudah memiliki tubuh yang bagus, perutnya kotak-kotak bak roti sobek, ditambah lagi p

ya kamu siapa?"

takkan guling ke tempat semula karena sepertinya pria itu tidak ak

amu tem

masih ada perasaan syok denga

Sela. Padahal jelas-jelas Sela udah bilang hari ini sibuk banget banyak

ya benar kalau pria di hadap

pa. Kenalin ... ak

gaan Gisca! I

Sela sebebas ini. Pria bernama Saga ini jelas-jelas tadi hendak melakukan hal yang lebih d

lancang sama kamu," tegas Saga. "Andai tahu ada teman Sela

dan Saga tidak punya maksud berbuat tak senonoh padanya. Untuk itu, Gis

a tidak terpesona pada ketampanan Saga. Namun tentu saja ia

, Gis!

i teman yang tidak tahu diri. Sekalipun hany

engar apa yan

ca seketika

Gisca melamun di

ti ini murni ketidakse

n terjadi ... itu ke

ghentikan pembicaraan mereka. Rupanya itu berasal dari pons

" guma

pa ia jadi deg-degan berlebihan, padahal ini mu

il kausnya kemudian menjauh dari Gisca. Pons

a Saga pada Sela di

udah bilang hari in

kah?" Saga berkata setenang mungkin. Seolah tidak terjadi

lagi kedatangan tamu. Teman sekampu

gatku kemarin ngga

pan, yang pasti jangan datang dulu. Ak

manya Gisca,

Hampir aja aku mau istirahat tidur s

ah aku tutup dulu ya, Ga.

g. Semangat

ya, Saga langsung menoleh pada Gis

yang Saga katakan pada Sela di ujung telepon sa

u bohong?"

ponselnya ke dalam saku celananya. Ia juga yang semul

nya jadi panjang

am

rlepas kalau itu kecelakaan," jawab Saga. "Baik, kita memang nggak ngapa-ngapain, tapi tetap aja ... bahaya kala

tetap saja bagi Gisca ada yang meng

berantem. Itu sebabnya aku bilang hampir mau datang ke sin

mun, entah kenapa ia malah jadi tidak enak sendiri, seper

ggak terjadi apa-apa di antara kita," kat

ti Sela yang memberi t

bisa menebak segala sesuatu yang akan terjadi." Saga lalu mengulurkan tangannya, "Meskipun kita barusan udah sali

erima uluran tangan Saga

a. Entah kenapa firasatnya mengatakan agar dirinya jauh-jauh dengan pria tampa

k mungkin di sini terus sampai dia pulang, kan?" tanya Gi

, kok. Tapi sebelumnya m

n silakan,"

mar terus, kan? Soalnya aku mau pa

ah tingkah sendiri. Ia lalu cepat-cepat

adalah hari

*

ga pulang. Gisca yang baru saja mencuci piring bekas mak

ukan Saga-nya yang ia ingat, melainkan kejadian yang

i yang menentukan diterima atau tidaknya Gisca, untuk itu Gisca akan berusaha lebih fo

menyamping, ia merasa ada sesuatu yang mengganjal pahanya. De

ambilnya, yakni sebuah dompet pria berwarn

galan. Astaga ... bagaimana jika iya bah

sudah balik lagi untuk mengambilnya karena pria

dompet terbuka, sebuah kertas yang dilipat cukup besar dan sengaja diselipkan

lancang aku bawa dompetmu. Jadi untuk sementara kita bertukar dompet

ing-masing. Lebih cepat lebih baik. Segera hubung

S

balik kertasny

kalau ketampanan Saga digunakan untuk ha

lakukan hal itu? Ah, pokoknya Gisca me

mpetnya yang disimpan dalam handbag-nya. Gisca juga baru menyadarinya sekarang kare

mustahil. Firasat Gisca jadi semakin buruk.

n Saga hari ini, seharusnya menjadi a

a Gisca terpaksa akan ber

arnya apa yang S

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sentuhan dari Sepasang Tangan Kekar2 Bab 2 Jebakan Permulaan 3 Bab 3 Mau Ngamar Dulu 4 Bab 4 Foto Vulgar5 Bab 5 Liciknya Saga6 Bab 6 Pertemuan Tak Terduga 7 Bab 7 Tempat yang Aman8 Bab 8 Kenapa Kamu Menghindariku Sayang 9 Bab 9 Farra10 Bab 10 Gadis Susah diatur11 Bab 11 Neraka Berkedok Rumah12 Bab 12 Mari Berteman13 Bab 13 Bapak Mau Bawa Saya ke Mana 14 Bab 14 Tanggal Terbaik15 Bab 15 Merasa Beruntung Berteman dengan Barra16 Bab 16 Aku Lagi Maksa Sekarang17 Bab 17 Awal Kisah yang Tak Seharusnya dimulai18 Bab 18 Tidur Berdua 19 Bab 19 Mencurigakan20 Bab 20 Kamu ini....21 Bab 21 Mendadak jadi Begini22 Bab 22 Lebih Mendebarkan23 Bab 23 Hasrat yang Semakin Menggebu24 Bab 24 Setelah Ciuman Khilaf25 Bab 25 Barra Mahawira26 Bab 26 Makin Membuncah27 Bab 27 Nafsu yang Semakin Membutakan28 Bab 28 Gairah yang Telanjur Timbul29 Bab 29 Khilaf yang Semakin Jauh30 Bab 30 Sensasi dari Sentuhan Memabukkan31 Bab 31 Bujuk Rayu32 Bab 32 Sepupu33 Bab 33 Kesempatan untuk Khilaf34 Bab 34 Pasrah35 Bab 35 Selingkuhan36 Bab 36 Inilah Waktunya37 Bab 37 Ketahuan38 Bab 38 Ketahuan 239 Bab 39 Malam ini Juga40 Bab 40 Kartu Mati41 Bab 41 Negosiasi42 Bab 42 Bibir yang Nikmat43 Bab 43 Kamu Pasti Menyesal44 Bab 44 Kencan Pertama45 Bab 45 Bertemu Seseorang46 Bab 46 Mau Khilaf 47 Bab 47 Cari Mati48 Bab 48 Menggiring ke Ranjang49 Bab 49 Pahlawan Tak Terduga50 Bab 50 Pelukan Hangat dari Sepasang Tangan Kekar51 Bab 51 Ciuman Panas dan Menggebu-gebu52 Bab 52 Hanya Aku yang Boleh Menyentuhmu53 Bab 53 Barra....54 Bab 54 Ketika Kalah Melawan Nafsu55 Bab 55 Ketika Kalah Melawan Nafsu 256 Bab 56 Hilang Ingatan57 Bab 57 Setelah Kecelakaan58 Bab 58 Jujur Tentang Sesuatu59 Bab 59 Memori yang Hilang60 Bab 60 Istri 61 Bab 61 Boleh Masuk 62 Bab 62 Mantan Teman tapi Khilaf63 Bab 63 Jatah Mantan64 Bab 64 Garis Dua65 Bab 65 Ada Apa denganmu, Gisca 66 Bab 66 Aku Hamil67 Bab 67 Kamu Hamil 68 Bab 68 Kamu Hamil 269 Bab 69 Kamu Hamil 370 Bab 70 Selingkuhan Suamiku71 Bab 71 Gelisah72 Bab 72 Sedang Mencari Perhatian 73 Bab 73 Bayi Mungil Tak Bersalah74 Bab 74 Terkuak75 Bab 75 Mirip Siapa 76 Bab 76 Deg-degan77 Bab 77 Mumpung Suamimu Tak Ada di Rumah78 Bab 78 Kebenaran yang Terungkap79 Bab 79 Akhir dari Hubungan80 Bab 80 Temanku Pelakorku81 Bab 81 Huru-hara82 Bab 82 Huru-hara 283 Bab 83 Huru-hara 384 Bab 84 Huru-hara 485 Bab 85 Kesalahan Fatal86 Bab 86 Mencari Solusi87 Bab 87 Gosip Panas88 Bab 88 Semakin Memanas89 Bab 89 Bagaimana tentang Awal Kisah ini Bermula90 Bab 90 Bicara91 Bab 91 Masih Bicara92 Bab 92 Sesuatu yang Penting93 Bab 93 Inikah Karma 94 Bab 94 Selangkah Lagi95 Bab 95 Roda Berputar96 Bab 96 Menghilang97 Bab 97 Teman tapi Khilaf98 Bab 98 Dalang di balik Menghilangnya Barra99 Bab 99 Hidup Baru100 Bab 100 Lega