Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu
? Atau aku sungguh telah membuat hatinya terluka?
cayakan untuk membantuku di rumah, sekalian
sekolah mereka. Sehingga pada paginya, tidak la
long sama Mbok buat jemput s
. Hehee sepe
ngangguk ta
alan sama Bu Zorah. Ih mesra bang
Jum memang begitu kebiasaannya. Bicara
di mana? tenang saja,
ku anggap seperti orang tuaku sendiri. Karena memang dia adalah teman sekampung ibuku du
angan tangan gitu kan. Pokoknya iih. Kayak orang pacaran. Sebaiknya nduk menye
salah, memang ada hubunga
hempas tubuhku sejenak ke sof
capan saya tadi memb
menghampiri deng
ok, Saya tidak mer
saja yang mengantar si ke
m yang mengantar anak-anak kesekolah dengan sepeda
i. Kubuat alasan ada urusan mendadak di kampung. Alh
rasaan. Teringat dulu ketika dia masih berprofesi sebagai karyawan biasa layaknya aku sek
h jabatannya naik. Mulai s
yang lalu. Keluar malam sudah seperti rutinitas. Apalagi k
lu di pikirin, Nd
nyadari kalau Mbok Jum sudah pulang. Hubungan kami me
iya,
ok bukan bermaksud untuk membuat keadaan rumah tangga kalian ker
Tapi untuk saat ini jangan membuat Arza tahu kalau kita sudah men
engalaman. Dulu suami mbok juga mengkhianati. Karena mbok terlalu mengalah, dia berhasil membawa semua harta dan ua
menyedihkan juga ya
dak boleh lemah
nya. Sekarang Nadine permi
lahkan
obot tubuh ini ke ranjang yang sudah jarang di gunakan untuk memadu kasih bersama Arza. Selama ini alasan
, aku mulai berpikir untuk d
ada hasilnya terus-terusan membuang waktu hanya untuk memikirkan pengkhianat. Mbok
oalnya kalau dia masih tulus mencintaiku, tidak m
ada tempat lagi di hatinya. Waktunya dia habiskan bersama mbak Zorah.
n kebersamaan. Kok aku malah mendekam di rumah, mogok kerja
ela membuang wa
amu tidak boleh l
emangat pada
semangat dan kasih sayangmu. Jangan buang wa
erkata pada d
yang kupeluk sedari tadi. Sebuah sapu tangan yang suda
uh. Hari ini aku akan pergi ke salon. Meman
euangan pada mbak Zorah dan Debbie. Mereka k
mereka. Ekonomi mereka yang ku kira pas-pasan, beberapa bulan ini b
laupun terbilang masih karyawan biasa, aku masih mampu mela
rza. Aku harus kuat. Aku tidak akan hancur karena pengkhiana