Ipar Posesifku
lam waktu Mama menelepon, aku memang sempat bilang kalau hari ini ada acara reu
uni SMA. Yakin
etiap kali diundang reuni ia tidak pernah mau datang
hu saat hendak menikah dengan Mas Arya. Padahal kata Erna, Arman ini cukup popu
an mereka untuk kebutuhan mading dan buletin sekolah, tapi bukan Arman. Di luar kepentingan sekolah, aku biasanya t
aku juga turut membantu Ibu mencari nafkah dengan menitipkan dagangan di kantin sekolah. Yang ada di
a memberi isyarat padaku untuk sege
suka datang ke reun
bku." Dengan cepat i
g akan menjaga kalian,
an melindungi Rania seperti ayahnya, tetapi juga jengah karena Arman
cara meeting, arisan atau reuni. Kawan sekelasku yang kini bekerja di Irlandia yang menjadi sponsor acara. Kebetulan ia sedang pulang ke Indonesia untuk suatu ur
urun duluan, ya," kataku sambil membuk
harus
a," jawabku. "Oh, iya, teman-teman kita masih banya
ggelengkan kepala
" katanya sesaat sebe
aku tidak s
mobil bagian belakang tempat Rania
ania terli
tu mobil di sisi tempatku duduk. Aku ikut turun dari
mbaikan tangan ke arahnya. Setelah bersalam-salaman dan sedikit ngobrol dengan beberapa orang kawan yang duluan kute
i yang lain. Kulihat ia bercakap cukup akrab dengan beberapa o
iona langsung menembakku dengan pertany
n SMA sepertinya masih ada yang belum tahu kalau Arman adik iparku. Aku memang tidak pernah memberi pe
terkejut mendengar jawabanku. "S
enyelidik. Beberapa teman perempuan lain k
Sissy senyum-senyum me
makin tua, tapi wajah tambah mu
api tidak di mataku. Mungkin karena pembawaan mereka beda. Mas Arya orang yang selalu ramah terhadap siapa saja, murah senyum, suka menyapa terlebih dahulu, beda dengan Arman. Laki-laki yan
ti apa dia waktu SMA. Aku masih terus memperhatikan Arman. I
um sambil lihatin Arman?" Suar
ku lihat anakku, jangan sampe
masa, sih, kamu nggak jatuh cinta sama
, lebih perhatian, lebih lembut, beda jauh sam
Arman, plissss!" Viona bergelendota
, sih, dia sudah ada calon," jawabku, meski tidak terlalu ya
-elus perut. Berakting sedang kebelet. Cara yang
ya!" Viona melambaikan tangan lanta
alu keluar karena nampaknya acara sudah dimulai. Sayup-
ujung rokku sendiri. Hampir terjatuh, jika seseorang tidak memegang kedua tanganku dengan siga
Gal
melihatku dan segera mele
ania berlari ke arahku. Jang
saja lalu memelukku sehingga membu
terlihat marah."Kita k
t mengikuti Rania, menoleh pada Gala
i a