Ipar Posesifku

etika pintu mall dibuka aku masuk. Mungkin h

, dan baru semalam tau kalau sepatu pantofelku yang sudah lama menganggur dan kusimpa

ng diinfo Erna kemarin dengan menggunaka

tau kamu karyawan yang bisa diandalkan, saat itulah kamu bisa jujur

ira aku lolos tes wawancara kerja. Disamping yaah butuh duitnya juga. Mau sampai kapan hanya hidup mengandalkan uang santunan kematian Mas Arya? Rania sem

Ternyata hujan. Deras lagi. Pantasan, berulangkali mencoba order

an ke sekitar, siapa ta

mpang. Aku melambaikan tangan dan bergegas membuka pintu ketika taksi berhenti tepat di depanku. Tapi di

ho

taksi ini." Aku mencoba bicara sesopa

rtopi menjawab ketus, dud

memperhatikanku yang masih terbengong-bengo

ang kesabaran. Tapi rasanya sia-sia bicara

rhentikan taksi ini?" Aku memilih

but di taksi saya. Sebenar

bertopi hampir berbarengan. Sedik

bareng aja. Hujan-hujan gini susah dapat

taksi dengan orang asing menyebalkan ini. Toh, Kota Lama tidak terlal

ya Pak Sopir memecah kehen

Mentar

a kan, belu

tes wawancara

ga sukses ya

makas

snya mau

pi sontak membuatku kaget. Sementara ia hanya

Wawancara juga?

ma? Sebagai apa? Tempo hari aku lihat ada beberapa lowongan kerja lagi di Kafe Mentari selain sebagai Markom. Waduh gawat,

jodoh hahahaha," tawa Pak sopi

depan Kafe Mentari. Aku mengulurkan

luh delapan ribu, saya baru nar

ng di dompetku. Ada sih beberapa lembar lagi uang dua

bertopi meletakkan selemb

lang nggak ada kembalian." Kata Pak Sopir begi

lelaki bertopi menjawab seraya

a yang barusan dia lakukan,

" kata Pak Sopir

apkan terimakasih juga padaku dan mendo

ali uang seratus ribuan ke dalam tas

au melamar kerja, u

kerja yang lain. Beberapa orang kuajak ngobrol basa-basi. Eh, tapi ke mana si lelaki bertopi mengapa

gan gelisah. Memikirkan Rania yang kutitipkan di TK te

Putri W

ipanggil, a

elaki berpakaian rapi, dengan kemeja lengan panjang biru navy yang dipadukan dengan cela

uk ke sini? Dia masih diwawancara

ramah sambil sedikit menundukkan k

" Lelaki berkemeja hitam menunjuk

Wijaya." Ia m

a,

Wira, manajer dari Kafe Ment

ini

lelaki

, pemilik K