Ipar Posesifku
i ketika seseorang mendorong pintu dari luar. Sesosok perempuan cantik, tinggi, modis, bak model berjal
yum dengan kepala sedikit mendongak. Perempuan
u siapa saya?"
malang hari ini. Baru saja berseteru dengan bos
Menteri? Teman lama? Sepertinya aku pe
yaku akhirnya. Aku baru teringat, mungk
emicing melihatku. Lalu, tiba-tiba ia mendorong bahuku
ar. Siapa
nja di lengan Galang yang namp
gas aku mengambil gawai. Ya ampun, ternyata dia Marini.
afe. Laptop, binder, balpoin, kumasukkan ke dalam tas. Males banget lihat orang pacaran.
kahkan kaki masuk, perempuan itu m
mang tidak ada orang
yawan di
ntu?" tanyaku dengan nada yang te
um. Saya hau
Staf bagian dapur sudah pulang. Hari ini tugasnya memang hanya memasak untuk kebutuhan konten. Showcase tempat minuman botol masih koson
di meja Galang dan Marini tanpa
Marini menghen
man ap
jawab santai dengan
mau
numan itu yang ada. Permisi." Aku kembal
las!" Marini menggebrak
u,tahu!" Kudengar Galang membentak pa
awan kamu. Kurang aj
t manja dan mendayu-dayu. Hampir tak kudengar suara Galang karena ia hanya menanggapi Marini dengan singkat: hmm, iya, nanti, besok. Nada bicara Galang sepert
temu perempuan itu lagi saat keluar. Namun, mau menunggu sampai kapa
adia," kata Galang beg
eran. Sudah siap
n Nadia ada janji bertemu dengan
aknya Galang sengaja ingin menghindar dari kekasihnya itu. Aku membac
berkerut. "Sor
adi baru bisa bertemu klien sore ini." Galang berja
a, mengikutinya
udah selesai urusanm
tika Galang mengeluarkan kunci
ang membuka pintu mobilnya dan m
rut. "Ba
k menutup pintu, seseora
asing di telinga. "A-Arman?" Aku men
tanyanya dengan
up. Aku sendiri merasa aneh, kenapa jadi sepert
ntor, Rania sudah m
g." Galang menengahi ke
" Arman mendahuluiku menuju mobilnya. Perg
l lalu menoleh ke arah
ahu. "Ikutlah bersam
aya, Pak!" kataku
al
arus begitu dengan dalih dia yang bertanggung jawab terhadap Rania sebagai paman satu-satunya. Mas Arya yang suamiku saja tidak pernah sampai
ursi mobil tergeletak sebuah buku agenda, aku mengambilnya hendak meletakkan di dasbor, agar aku bisa d
rti aku. Aku mengamati
engenakan seragam SMA. Mengapa Arman menyi