The Last Trace
pkan dari seorang
inginkan dari pria tunawisma semacamnya. Tanpa cinta dan keluarga
i begitu bernafsu. Suara hentakkan rantai dengan atap terdengar di telinga. Walau begitu, Eva tetap memega
membukanya
in sebentar dari kekang ta
arah tercampur keringat yang merembes bersamaan membuat pera
ya, apa yang bisa dilakukan pada wanita ini untu
Zin padanya sama s
a perbuat. Karena menyakiti Eva lebih jauh pun masih enggan Zin lak
ki senjata alami yang bisa digunak
dalam diri Zin. Dengan masih memakai pergela
, Zi
u akibat hentakan itu menjadikan ia kesulitan bernafas. Begitupun pipi kiri, Zin mena
ta, Eva meli
al. Zin mendekatkan diri ke Eva. Pertama Zin
u adalah begitu
a pria lebih tinggi ego dan inilah ego Zin. Dengan gemas tangan Zin merayap
alin Zin berfikir lebih seksi dari ini
ia trauma akan ini. Eva tahu apa yang sebentar lagi ingin Zin lakukan padanya. Berontakannya le
nutup segitiga itu hingga jatuh melewati tungkai kaki jenjang milik Eva. Ia membun
h juga gelap mata, ini kali pertama menatap se
juga resleting. Cepat Zin melorotkan celana hingga ke paha. Membebaskan benda sangat perkasa yang ia sebut senjata alami. Na
juga bergetar hebat. Zin memenuhi dirinya di
ikmatan membalut batang miliknya. Selubung itu begitu rapat
ram di ker
turun, ia merasa ada yang menyangkut di dalam kerongkongan. Zin yakin debaran jantung
at pada Eva. Lagi, ia terpejam dirinya siap mene
engisi seluruh celak otot tidak mampu menyadarkan anak muda yang kini terhanyut dalam peluh
rakkan liar Zin begitu menggetarkan sang wanita. Zin pun ikut meletakkan satu tangan. Sedang satu lagi m
iknya yang dikunyah bagian bawah
, kau juga
inya saja Zin bisa bertemu Eva dilain kesempatan dan menjadi lelaki sejati. Sean
*
Dulu, kamu pernah mengajarkan aku membuatnya," pekik Eiji kegirangan tapi tidak dengan Zin. Lelaki yang sejak tadi di
haruskannya mendapat perhatian lebih. Kondisi Down Syndrome trisomi 21, keadaan langka yang membuat tumbuh kembang dan karakteristik penderi
Tapi saat ia mulai dewasa semua terasa berubah. Apa lagi Daichi terlihat suka memberikan perhatia
. Belum mau memedulikan Eiji
nggil Eij
tam dan menyambar kunci motor di meja dengan kasar. Ke mana lagi lelaki i
ji merengek lagi. Ia bahka
gak!" ketus Zin kasar seraya menarik diri
gitu, ia tidak terima jika Zin keluar malam hari. Khu
pir menghilang tertutupi daun pintu.
erharap anak yang sangat ia sayangi itu mengerti keinginannya. Namun, Zin semakin murka, pemuda itu pikir ... Daichi begitu e
-
ak langsung membaur ke dalam sana. Zin mem
engantarkan ia untuk dud
erjulur ke depan. Mencoba mer
ng gara-gara kaki jenjang Zin menghalangi jala
ki Zin kasar. Tapi, sayang tulang kokoh Zin
ari tadi juga ka
m naik hingga mukanya memerah. Ia
aki Zin. Meski kakinya mas
ngan Thom yang terlihat tidak gentar
elagu!" ejeknya,
i belagu gini. Pelatih cuma mau hibur lo anak yang gak
lihat ketig
nganggap jika dirinya sudah b
an memukul wajah yang paling Thom banggakan. Gempuran kepalan tang
n gue, pegangin
hom dengan sepatu ketsnya. Sampai
da ke mana, cep
om supaya dia tidak lagi berisik seperti tadi. Jemar
a dengan panik mencari ketiga temannya, tapi sayang tidak ada yang
ba maju satu langkah dan itu
o!" ancamnya. Ia memang lelaki yang tidak i
a kasar. Sangat tak mau terjadi sesuat
ke sang Pelatih. Hanya lelaki
dan Thom bertengkar!" Pak Pe
knya. Sahabat Thom itu hanya menunduk takut
gannya sambil menarik gagang pel. Karena ta
elotot, ia menjatuhkan gagang pel itu
untuk mengambil gagang pel itu. Diletakkannya la
guru adalah orang y
u saja saya pel." Kesal Pela
anya dengan
Thom, takut-takut. Ia pikir, Zin aka
at balasan dari apa yang dia kerjakan dan kamu tunggu apa lagi? Bangu
mang pelatihannya itu
ti Zin. Ia tahu, Zin punya kekuatan besar dalam dirinya. Ia bisa
adalah anugerah tapi bisa juga berubah menjadi petaka
ang Zin miliki. Bukan juga mengasah kemampuan yang hampir mendekati kata sempurna
a puluh tahun membuat ia masih
a Zin saat menyada
ol lagi?" tanya Pelatih santai. Mulutnya samb
pa-apa,
Thom patah dua," ledekn
lam ini saya men
a, tapi kamu mengecewakan usahamu sendiri untuk berubah. Apa
atunya orang yang ia dengarkan nasiha
manggu setelah disuruh pulang, memang benar dirinya sangat ingin kembali
mencintai dan membenci
aku pulang
gi. Semua itu demi senyum polos Eiji. Namun, yan
ihat mobil sport sedang menari
idak ada darah yang mengalir setelah disumbat paksa. S
ah dan saat menyadari sosok tersebut sontak bola matanya me
gas motornya sambil