Dia Yang Kupinta
amatanya, langsung skors kamu, Van." Sakura mengingatkan d
mu tahu Ra, hari ini aku ada janji. Aku harus pulang sekarang," sahutnya dengan suara
ji sama siapa Van, dan itu nggak penting. Tiap hari kamu pulang bareng dia. Udahlah
lonjak dan kemudian saling tatap, detik berikutnya keadaan berubah menjadi hening. Vanita menelan ludah yang tak ada dengan susah payah
pak Abid meloto
elajaran bapak berlangsung!" tiba-ti
akura yang masih juga terdiam. Tangan kanannya memegang penggaris kayu yang panjangnya 100 meter dan kapanpuSakura untuk cepat keluar, apa susahnya sih untuk tidak membantah guru. Selain dari tadi Vanita
nsel, air mukanya berubah menyebalkan. Sekarang mereka tengah menjadi pusat perhatian di kelas
ni bukan kali pertamanya mereka dikeluarkan dari pelajaran Fisika, namun baginya itu bukan ha
nyongkan bibirnya kesal. Vanita hanya mendengus kemudian meninggalkan Sakura sendirian.
lihat Sakura. Lalu, menempelkan jari telunjuknya pada bibir merah mudanya kemudian jari telunjuknya menunjuk kelas di samping Sakura berdiri, mengisyaratkan Sak
ergelangan tangannya. Lalu kembali menatap ke depan. Sekarang ia sudah keluar dari gerbang sekolah, dan berdiri di h
unya. Tidak ada pesan singkat ataupun panggilan tak terjawab di layar ponsel androidnya. dicarinya nomor seseorang itu di kontak ponselnya, seseorang yang belum lama ha
nit