Dia Yang Kupinta
n udah pada nyariin. Kakak
ni lagi ada janji sama t
ak jemput kam
Cuma aku nyur
langsung pulang ya atau
Vani nggak mau kehilangan Kakak." Entah kenapa begitu mu
ah kamu Van," kata kakaknya. Vanita langsung terdiam setelah mendengar penjelasan kakaknya, apa y
kebingungan kenapa barus
menghentikan mobilnya. Usai memberikan beberapa lembar rupiah,
ebaiknya ia pulang dan tak perlu mendengar omong kosong yang barangkali akan membuatnya makin kecew
menjadikan resto ini sebagai tempat tongkrongan. Begitupun dengan Abi, ia sering mengajak Vanita ke sini, sampai-sampai Vanita cukup terkenal di SMAN 99. Vanita mendorong pintu
hatikan laki-laki yang kini berdiri di depannya seraya tersenyum. Laki-laki itu memak
utnya beru
i nggak sama Abi, m
. Kakak siapa? Temennya
an, gu
" Vanita menjawab dengan
dulu ya Van,
ya," sahutnya s
ang kini sedang menyeruput kopi panas tengah duduk tenang di kursi sudut ruangan. Dan setelah itu, Vanita langsung melangkahkan kakinya menuju meja itu dengan ragu. Antara iya dan
aki-laki itu setelah bera
ilahkan Vanita duduk di depannya. "Mau makan atau minum
Jelaskan aja maksud dan tujuan Bapak
m pelan. "Baiklah,"
ki-laki itu berujar, mulai memperken
ya ia kembali melahirkan anak perempuan. Terlalu cepat bukan? Namun setelah kamu berusia lima bulan, tiba-tiba orang tua kami menyuruh kami