Dia Yang Kupinta
ntu gerbang, baru saja keluar dari sekol
Teman kelasnya. Vanita melengos langsung membuang muka saat ta
erdiri di samping Vanita. Napasnya belum teratur. Kedua ma
d. Murid apa namanya kalau bukan durhaka?" celotehnya. Vanita mengusap keringat
tu bukan urusan elo, udahlah jangan ganggu gue bua
anita mengangkat sebelah alisnya tak mengerti. "Aku heran sama kamu Van, kamu normal nggak, sih? Ka
laki-laki berambut cepak itu. "Ya pikir aja ngapain gue ngejar lo kal
ak-acak rambut panjang Vanita pelan, detik berikutnya gadis itu memasang
ulang saja, tapi rasa penasarannya sudah terlanjur menjalar tak berarah terhadap rupa laki-laki itu dan siapa sebenarnya dia. Perempuan berwajah sendu itu semakin gusar saja. Da
ki itu masih penasaran dengan seseorang yang
-laki beda sekolah itu, celana seragam berwarna berry bergaris cobalt kotak-kotak. Seragam putihnya dibalut dengan rompi berwarna cerulean yang menjadikan ciri khas sekolahnya. Kalau tidak salah itu seragam SMA 99. Laki-laki itu melepas helmny
kapan?" tanyanya
agi," kata Vanita seraya mengacungkan jari kelingkingnya yang sengaja di bengkokkan. Bibir tipis merah mudahnya te
nji. Aku udah percaya sama
atanya lagi seraya memakaikan helm di kepalanya. Va
a sebelum akhirnya laki
berdiri Edo lebih dekat lagi dengan Vanita. Edo menautkan kedua alis tebalnya, memasang wajah penuh ta
uara Vanita kembal