Sepuluh Tahun Menanti Keturunan
ang tengah itu, Papa Frans asik menonton berita olahraga di telivisi, sedangkan
Arka juga belum makan siang tadi. U
n sehingga beliau tak harus meninggikan suaranya. Pap
dari tadi dia udah turun dan nyiapin makanan u
a Lisa. Jangan gitu, Pa!" tegur
ngambil remote untuk menukar prog
ram surogasi. Masih untung suaminya mau dan sabar sama istri yang ga bisa hamil itu. Malah pa
yan untuk menggantikan tugasnya. Papa Frans harus diberi pengertia
di seorang ibu, dia ingin merasakan jadi seorang wanita hamil. Lisa cuma ingin mengandung bayinya sendiri, merasakan bagaimana sensasi janin itu menendang dan berkembang di
i hanya ditanggapi s
dia memberikan keturunan untuk Keluarga Wijaya. Memangnya aku yang membuat dia cacat? D
menginginkan seorang cucu kandung. Dia tak bisa menyalahkan Arka y
rka mengeringkan rambutnya setelah keramas. Tangann
in? Apa mau mak
n kotor lain untuk dimasukkan ke dalam keran
m pulang tadi, aku udah makan di jalan. Jadi
a sedikit membungkuk dan merasakan nyeri pada punggungnya. Terkejut melihat
rka sambil menarik pin
berkata, "Aku mau bawa paka
kasur. Justru dirinya yang mengutip kain-kain i
sekarang, jangan kerja apa pun lag
i mesin, 'kan?
iar si bibi
a si bibi yang ny
tumpukan kain kotor itu dan meng
i sendiri. Punya ka
pa
diri sejak kecil. Masak, nyuci, semua udah aku kerjain dari dulu. He
dia memiliki pria seperti Ark
duli meskipun suaminya itu harus terpojok di dinding. Dia hanya ingin m
ernah menyerah untukku," kenang Lisa dengan
taplah sehat dan lahirkan seorang anak untukku. Aku ingin nan
a. Dia melepaskan semua beban h
u, aku juga ingin melahirkan seorang anak yang bisa jagain kamu kalau aku g
edua orangtuanya. Dia meraih secarik amplop di atas meja yang merupakan hasil tes Lis
kecil yang baru saja diberikan per
hat kedua orangtuanya sedang berdi
ap
mengerti dan menoleh pada menantunya. Lisa hanya tersenyum,
n pelukan, meskipun belum d
kamu k
wakan pria itu terus-menerus. Dia bahkan hampir menangis karena yak
, aku akan bahagia
bawahnya, menunjukkan betapa dia tak sabar setelah menyerahkan am
s itu. Raut wajah mereka mulai berubah. Mama We
Lis?" tanya
elum bicara. Beliau hanya menatap Arka dan mengangguk sebagai ungkapan bahagianya. Senyum haru mengis
u yang tampan yang akan jadi penerus Wijaya. Ok
dih. Seluruh pengorbanan yang akan dia lakukan itu takkan s
gak boleh banyak gerak, apalagi kondisi awal kehamilan itu rentan banget. Ak
bantu kamu untuk jagain
a sudah pulang dari kegiatan ekstrakurikulernya di sekolah. Langkah kecilnya
g karena papanya akhirnya p
in tinggi setiap tahunnya. Meskipun begitu, Arka tetap suka
anget sama Far
nin, Pa! Aku udah gede, b
nya sendiri, udah pakai aku-aku aja. Jangan-j
Turunin, Pa! Aku mau
papa dan mama? Bentar la
tuk memeluk mamanya. Dia pun berlari agar bisa memeluk Lisa. Tubuh kecilnya dia tabrak
lakukan?!" pe
a refleks karena mungkin Farrel akan menyakiti Lisa. Beliau pun tak menyangka perbuatannya itu menyebabkan Far
P
pun ingin menangis, tetapi dia berusaha menahan diri. Arka
asih cucu ke Papa, jadi tolong lebih b
Matanya tertuju pada Farrel yang mas
Aku tak mau Lisa terluka karena kecerobohan dia. Kamu tau sebera
i ke kamarnya. Melihat sikap kasar papanya tadi, Arka membis
lakukan? Kupikir semua akan membaik kala
k menenangkan. Arka sangat mencintai Farrel. Meskipun dia akan mendapatka
aminya ke kamar dengan raut marah. Dia menghentak knop
nak itu, Pa? Mama tau Papa sebenarnya sayang sama Farrel. Kenapa terus mengingkari hati Papa? Apa kesalahannya sampai dia harus me
ngkuknya. "Papa tadi gak sengaja, Ma. Papa cuma ter
ong lebih adil
ya itu. Hanya helaan napas yang diekspresikan sang istri un