Catch Me, Mr. Police
dan mengabdikan diri? Sekarang atau nanti tetap saja akan mati, lebih
mendengarnya. Sesaat kemud
, dia pun melanjutkan. "Ayah merasa otak Ayah buntu, Ayah hanya berharap agar anakku satu-satunya tetap sehat wal
untu, tidak menemukan jalan yang tepat untuk meru
Tanyanya seraya menatap Ayahnya pilu. "
an pernah, tapi Ayah percaya, bahwa aka
? Akhirat? ... Apa Ayah sadar apa yang Ayah katakan? Jika benar ada Tuhan dan Ak
anjutkan ucapannya. Karena dia merasa
, lebih takut mana, Tuhan atau Iblis?" Feb
iam seribu bahasa. Hanya mampu menatap lurus
hat dulu." Pamitnya berasalan karena d
kan lagi."Desak Feby
taan Feby. Dia terus melangkah menuju kamarnya sambil merenung.
wanita berumur
f, maaf, Ibu ga pa-pa kan?" Tanya pak
pa-pa."Jelasnya sera
itu." Pak Rudi pun segera berlalu meni
anita itu pun melangkah menuju kamar Fe
uk pintu, "Feby ...
an masuk ke dalam. melihat Feby tidak ada di kamar, dia
memulai pemanasan. "Feby ...!"Serunya la
ntikan gerakannya dan mendekati pembantunya. "Pesananku sudah datang
anggil di luar kamar, kok tid
lalu bertanya.
embuka bungkusan plastic berisi cemilan yang bar
a, eh tapi terima kasihnya jangan sama aku loh, tapi
mencebik, "Ck, malas banget
n, "ya sudah Ibu pergi dulu,
, "oh iya Bu silahkan, a
etelah peregangan dirasa sudah cukup, dia pun melatih ketangkasannya dalam ilmu bela diri. Kelincahan tubuh dan
Kemudian dilanjutkan dengan latihan tinju dan tendangan men
nya yang sedang latihan. Sepasang mata ini selalu setia me
menuju kursi santai yang ada di samping arena latihan. Sambil mengangkat kaki
membalas kematian Ibunya. "Haah apa yang harus aku lakukan ya? Ayo dong Feb berpikiiiii
aahhh apa yang harus aku lakukaan? Siapa yang bisa menolongku? A
tidak menemukan jawaban. Wajahnya tampak kecewa karena semua re
tas balkon rumah di belakang rumah yang ditempati oleh Feby. Bangunan rumah itu tidak lain adal