Love In Bandung
Lima tahun kemudian, ketika berumur tujuh belas tahun, dia memutuskan pindah ke Bandung dan ti
nnya. Bunyi itu menarik paksa pikirannya
melambaikan tangan ke arah Rena, sebagai t
eluar dari pintu lift, karena mobil mer
nya Lisa juga mendapatkan fasilitas parkir di basement, sama seperti Rena. Namun, dia tidak menggunakan fasilit
bus atau kendaraan umum lainnya. Walaupun dia harus ekstra hati-hati terh
. Jadi, dia terpaksa mengendari mobilnya sendiri supaya bisa datan
i depan pintu lift itu, sebelum
elah memastikan, jika Rena sudah t
manik matanya menangkap seorang laki-laki yang kini t
pedulikan orang itu, seolah-olah dia tidak mengenali sosok laki-laki yang baru saja tertangkap o
pintu utama. Dia tersenyum dan melambaikan tangan kepada Lisa,
ang memanggilnya d
il namanya. Namun, tidak ada niatan se
emanggilnya dan dia tetap memilih
dung dan melangkah semakin cepat ke
menyusul langkahnya. Langkahnya semakin cepat untuk meghindar dari laki
aket hitam. Lisa semakin merapatkan jaket yang dia kena
i tertutup oleh beberapa helaian rambut yang tertiup an
tunggu s
likan laki-laki yang sej
laki itu memanggil namanya,
r mobil putih kecilnya, dia langsung men
nda pintu mobil sudah terbuka. S
a seseorang yang juga menarik pintu mobilnya dari luar. S
nya laki-laki tampan itu, yang kini masih me
nyaannya, dia malah memil
u memanggilmu? Apa kamu sedang buru
ang sama sekali tidak terdengar ram
ngan tatapannya yang sengaja dibuat
nya. Rambutnya yang dipotong rapih namun terkesan beran
berada tepat di hadapannya. "Jika kamu tidak sedang terburu-buru, aku ingin mengajakmu untu
k laki-laki itu beberapa saat yang l
, tapi hatinya sulit
a. Dia mendengus kesal sembari melirik orang di sampingny
n rambut bagian depannya, yang
ersungging di bibirnya, seakan dia yakin
ir Lisa dalam hatinya. Lisa masih enggan mengeluarkan suaranya,
elanjutkan perkataannya. "Aku yang akan bayar makanannya.
kannya, tapi dia berkata seo
untuk bersikap tidak peduli, tapi akh
-benar menyebalkan! Ke mana saja kamu selama ini
yang sejak tadi mengganggu pikir
bernama Reyhan itu malah tersenyum lebar. Dia sama sekali tidak terpengaruh perkataa
ka bertanya seperti itu seolah Lisa
so beledug!" jawab
lurus ke arah mata Reyhan yang sedang memandanginya. Tatapanny
aikkan sebelah alisnya. "Hm." Lisa h
, Lisa malah memilih makanan di pers
adalah salah satu makanan yang berhasil
ka wanita menggemaskan itu tidak akan menolak ajakannya.