Love In Bandung
i depannya yang sudah dia matikan sebelumnya. Pandangannya mulai beralih ke layar ponsel yang sejak tadi berada dalam ge
kesayangannya itu yang tidak kunjung bergetar. Dia tidak habis pikir, kenapa benda berbentuk pipih
nyala, bergetar, ataupun berdering. Baru kali ini dia merasa ponselnya tidak berg
au tidak bisa digunakan? Apa m
seorang yang menjadi alasan, kenapa
r dan menampakkan pemandangan indahnya kota Bandung saat di malam hari. Memerhatikan
in ramai. Tidak sedikit kemacetan yang terjadi di kota ini, meskipun pad
pergelangan tangannya. Jam delapan lewat. Dia mendesah dan mendengus kesal
pai saat ini tidak menghubungiku juga?" desis Lisa semb
ponsel?" tanya seseora
noleh, menatap ke sumber sua
suk ke ruangan dan tersenyum ketika melihat rekan
npa beban, sambil mencondongkan tubuh ke depan, menumpukkan kedua siku di meja dan b
. Hanya saja aku melupakan sesuatu di meja kerja, den
ya dia mengangguk karena benar- benar p
. "Bukankah kamu sudah menyelesaikan pekerjaan sejak dua jam yang lalu?" ta
pir saja tidak terdengar. Dia lemah karena suatu hal atau dia lemah
ini?" sambung Rena kembali, setelah
enyandarkan keningnya di atas meja, dengan kedua tangannya y
Bandung. Perusahaan itu bergerak di bidang produksi. Rena lebih dulu beke
tan produk mie instan dengan versi baru yang belum pernah ada se
rbagai jenis makanan yang sangat laku di pasaran, sebelum Lisa masuk dan menjadi kar
ereka yang merancang dan mengatur, supaya produk yang dikeluarkan oleh p
mangat hidup," ucap Rena sambil menepuk pelan bahu Lisa, kemudian dengan pelan
erasa senang dan bersemangat di hari jumat," sambung R
ke arah Rena dan menampakkan senyum
a karena hari jumat adalah hari terakhir yan
kukan semua hal yang dia inginkan di akhir pekan. Namun, hari ini menjadi pengecualian. Di
mbari menampakkan senyumnya. "Rupanya ... kamu belum men
alam mode gelap dan dalam mode diam. Saking lelah dan bosan menanti sesuatu yang tidak pasti, akhirnya dia mem
nya dengan tegas. Ucapan itu di
lnya ke dalam tas selempang, kemudian dengan sa
us berada di sini," ajaknya kepada Rena yang masih memasuk
pasti, sama sekali tidak ada gunanya," sambungnya
yang di maksud teman kerjanya itu. "Yang mengharapkan sesuatu
ya Lisa sendiri yang mengharapkan sesuatu tidak pas
karena ada barangnya yang masih terting
*
mbawa mereka turun ke lantai dasar. Lisa berdiri membelakangi pintu lift d
di kota kembang itu, entah kenapa pikirannya tiba-ti