DIBUANG MANTAN TUNANGAN, DICINTAI MANTAN AYAH MERTUA
alanya pusing dan ia berusaha bangun
ha mengingat kejadian sem
eeting manajemen di hotel. Saat itu ia bertemu dengan Krisna, tunangannya
ah bisa menebak kalau wanita itu salah satu kekasih tunangannya. Selama masih
m begitu Vivi, Krisna dan wanita it
k." Senyum Vivi sambil meletakan isi tas yang d
as, para manajer tadi memuji h
menatap sinis dirinya dan sekarang memuji? a
ma ka
sinis menatap dirinya. Ah, tak apa.
kamu tinggal di rumah k
ecelakaan kedua orang tua yang menyebabkan dirinya
tangan Vivi. "Berarti sudah saa
Vivi
erawatan terbaik, hotel-hotel keluarga kami sudah bisa menghasilkan penda
a
mberikan secara paksa sebuah gelas ke Vivi. "Ini untuk
n menatap gelas di tangan
, bers
panjang, lalu mem
risna tersenyum
engatakan sesuatu tapi entah kenapa tidak bisa mengacaukan suasana bahagia di tempat
apai parkir mobil, ia tidak
yang mengangkat. Di tengah guyuran hujan dan susah payah melangkah
akannya di wajah. Vivi melihat spion kaca mobil orang la
aik-bai
ang pria tinggi yang sedang memegang pa
ekarang, entah berapa lama ia terbangun
tu
i. "Kamu pingsan di parkir rumah sakit. Dokter sudah per
tawa. Te
ni
kotak besar di tanga
ulang ta
aima
elihat
otak itu dan me
t ulang
ak ada yang mengucapkan ulang tahun setelah kedua orang
u pasti khawatir. Say
ak Vivi, "Saya bis
badan dan menel
ari mencari kamar mandi. Ketemu! ia segera me
." Pria itu sudah berdiri
dan buru-buru me
bukan hotel ataupun apartemen tapi Villa. Ia membaca petunjuk jalan sambil melihat sekeliling, masing-mas
a dididik menangani budget hotel atau city hotel
a tapi juga resort. Ada lapangan golf tidak jauh dari sini.
aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya."
engan ramah. "Taxi sudah datang dan sudah
alam taxi dan memberitahu alamat rumah, Vivi segera menghubu
menatap luar jendela mobil. Sudah lam
e rumah. Vivi terkejut melihat mobil-
ak percaya. Dia keluar dari mobil dan la
mumkan sesuatu ya
Vivi berdebar keras. Hari ini ulang tahunnya, apakah ini keju
kahi seorang pe
telah melihat pemanda
selama ini menemaniku dari b
supaya mendapatkan perawatan dan tidak bisa masuk kesini lalu mengganggu
atap jijik Vivi sambil menutu
a dan ibu di atas panggung melihat Vivi berdiri
itu, menatap tidak s
kamu lakuk
lanya dan menatap te
amu yang hanya anak angkat tidak berh
ama, pertunangannya dengan Krisna hanya diketahui pihak keluarga at
melakukan yang terbaik, kita
n menamparnya. "Apa yang kamu katakan tentang kakakmu, say
pipi yang dit
habis darimana
ndak me
gan alasan kuliah malam tapi pada kenyataannya kamu b
a menatap Krisna untuk meminta tolong. Kris
n tatapan dan ter
i berden
ke depan tepat di bawah sepatu ibu Krisna. "Ambilka
r bisikan dan tatapan tajam p
rahkan pukulan rotan. Ibu Kri
aik-baik dan menikah dengan laki-laki baik. Tapi apa- kamu malah mem
g. Ibu Krisna memang dikenal temperamen di rumah tapi bu
ghampiri ibu mertua berusaha mengh
ntas untuk dia, hukuman seperti ini masih ring
berterima kasih. Bukannya melakukan hal
nar menge
tetap saja
nya. "Tidak apa, ibu hanya mendidik. Tamu yan
asih tid
ga. "Kamu masih memil
kulan ibu Krisna sambil menelan kesakitan
H TIDAK MA
kul, ia juga tidak pernah berbuat di luar batas, selalu
ke hotel, belajar dan bekerja
HON
a tamu sat
malam hari? kamu kira kita
m lima sore aku kuliah lalu jam sepuluh sampai jam dua pagi aku di
g Almira yang terkejut, "Sayang. Apa ka
yang dilakukan anak perempuan keluar masuk hot
h begitu mendengar pertanyaan tersirat
AN KEBOHONGAN!" t
i karena faktanya memang begitu. Tapi mereka tidak bisa mengucapkan apapun karena tidak mau di
n pikiran para manajer,
M
abi buta memukul Vivi. Ia lupa kalau menga
ampai Ibu Krisna lelah memukul,
dalam kamarnya!" p
enatap kotak yang jatuh tidak
melihat isi. "Gaun? ini gau
emang gaun yang aku inginkan, ini mahal dan
memeluk kaki Krisna. "Kemb
ga ini, ia diingatkan untuk bersikap dewasa dan tidak mengingat masalah kecil seperti ulang t
g kemb
ntuk menjauh, lalu meny
an gaun dan menat
" ibu Krisna bahagia meli
puk dada dengan keras. "
itama, kan?" senyum Ibu Krisna dengan sengaja mengeraskan su
Almira menatap
mengerti. "Kamu me
er menghela napas panjang melihat per
angan diberikan makanan sampa
npa rasa hormat, mengabaikan
amu mendekati mereka dan melontarkan pujian karena masih m